Wednesday, September 5, 2018

Kejujuran dan Integritas Tinggi dalam Sosok Seorang Bi Titi

Bi Titi sudah menemani keluargaku selama bertahun-tahun, membantuku melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga setiap seminggu sekali.

Sosoknya sederhana, tapi banyak sekali yang aku kagumi dari wanita yang satu ini. Beberapa hal di antaranya adalah kejujuran dan integritasnya yang luar biasa.

Selama bersamaku, tak pernah satu kali pun aku kehilangan sesuatu. Sekalipun barang berharga kami berserakan, sekalipun ada uang yang tergeletak dalam jangkauan, semuanya aman tak pernah dia sentuh.

Dia bukan orang berpunya. Dan kalau bicara soal kesempatan, dia memiliki banyak kesempatan untuk melakukannya, baik untuk menyelipkan barang besar maupun selembar uang yang terserak. Tapi tidak. Dia adalah orang yang sadar bahwa Tuhannya selalu mengawasi segala tindak-tanduk makhluk-Nya. Dia jujur. Dia bertanggung jawab pada Tuhannya.

Soal hasil pekerjaan, dia adalah orang yang penuh integritas. Aku tak perlu memantaunya, tak perlu memeriksa, tak perlu menyuruh maupun meminta. Dia tahu apa yang dia lakukan dan dia melakukannya dengan sangat baik. Sering dia memberikan servis lebih dari yang aku minta.

Sifat lain yang aku kagumi dari dia adalah cara pandangnya akan hidup. Dia selalu positif dan optimis. Tak pernah aku mendengar mulutnya mengeluhkan kehidupan atau apa pun, meski aku tahu hidup tak selalu mudah untuknya. Dia selalu menyikapi semua dengan mata semringah, menawarkan nasihat-nasihat bijak, merespons semua ceritaku dengan wajah tersenyum.

Aku tidak tahu sampai mana dia mengenyam pendidikan formal, tapi dia adalah orang yang cerdas. Dia menggunakan logikanya dengan benar dalam menyikapi berbagai aspek kehidupan yang rumit dan serius. Bahkan, dia menggunakan logikanya untuk hal sederhana seperti menata susunan alat makan di rak piringku, bertentangan dengan kebiasaanku yang tampaknya dia pikir tak masuk akal.

Aku selalu meletakkan gelas dan mug (EBI: "mok") keramik di rak teratas agar mudah diambil. Sementara dalam pikiran Bi Titi, rak paling atas seharusnya diisi dengan barang-barang yang paling ringan. Jadi dia selalu meletakkan benda-benda plastik di sana. Sementara peralatan makan lain akan dia susun sesuai beratnya, dengan rak yang lebih bawah untuk benda yang lebih berat.

Dia tidak pernah mengatakan apa pun soal penempatanku. Aku juga tidak mengatakan apa-apa meski diam-diam selalu memperhatikannya sambil senyum-senyum. Setiap minggu, saat dia yang bertugas mencuci piring, rak pertama akan selalu diisi oleh benda yang ringan. Dan di hari lain saat giliranku tiba, rak pertama akan kembali diisi oleh mug. Bagaimanapun, mug-mug itu harus bisa aku ambil dengan mudah untuk menyeduh kopi suamiku setiap pagi.

Bi Titi juga lucu. Aku senang ditemani olehnya yang mudah tertawa. Dia lebih sebagai pendengar daripada pencerita. Dan dia selalu riang mendengarkan ocehanku tentang segala hal.

Ada satu kebiasaan aneh yang berhasil aku tularkan kepadanya: mengajak ngobrol kucing. Hahaha...

Aku tidak ingat kapan dia memulai kebiasaan yang satu ini. Aku baru menyadarinya suatu hari ketika aku mendengar dia menyapa kucingku dengan lembut di halaman belakang. Di kamar, aku tertawa mendengarnya. Dan ternyata dia tidak hanya melakukannya dengan kucingku, karena suatu kali saat hendak pulang, dia mempersilakan seekor kucing liar yang memotong jalannya untuk berjalan terlebih dulu. :D

---

"I love you, Bi Titi. Bibi benar-benar sosok luar biasa yang sangat aku kagumi. Semoga Bibi diberikan kesehatan, keberkahan, kemudahan rezeki, dan umur yang panjang. Amin."


No comments:

Post a Comment