Tuesday, June 12, 2012

English to Indonesian Translation: The Face Thief: A Novel



Judul Asli: The Face Thief: A Novel
Penulis: Eli Gottlieb
Penerjemah: Sri Noor Verawaty
Diterbitkan Oleh: Pustaka Alvabet
Cetakan Pertama: Juni 2012
Bahasa Asli: Inggris

Novel yang sering membuatku tiba-tiba "tersandung kalimat/kata-kata ajaib" si penulis yang membuatku membuka kamus sampai lebih dari 5, termasuk kamus2 idiom--printed maupun online, Encarta, Wikipedia, the free dictionary online, Google sana-sini, ngubek2 idiom & istilah ekonomi dll.
Yang jelas, selama sebulan ngerjain buku ini, aku stress berat... haha.
Lucunya, entah kenapa (sebenernya cerita di buku ini ga bikin ngantuk), tapi selama ngerjain buku ini entah kenapa aku selalu ngantuk berat, padahal aku udah ngatur jadwal kerjaku seperti biasa, seperti pas ngerjain buku2 lainnya. Walhasil, selama nerjemahin buku ini, aku meracuni tubuhku dengan bergelas-gelas kopi setiap pagi, siang, dan malam, dan menyalakan film Pride & Prejudice (2005, Matthew Macfadyen & Keira Knightly) hampir setiap malam untuk membuat mataku melek dan telingaku alert karena suara dari film itu.... :D
Well, it was a great experience. Bukunya bagus. Semoga terjemahannya ga mengecewakan & semoga editornya mengedit kalau2 ada nama "Mr. Darcy" terselip tanpa sadar di dalam buku itu... :D bahaya...


Quotes:
“Alasan utama kita memiliki wajah adalah untuk menyembunyikan apa yang kita pikirkan tentang dunia.” —Margot Lassiter (“The Face Thief: A Novel”)

“Dan tahukah Anda bahwa tujuh puluh persen dari kesan yang kita buat adalah nonverbal? Dan selain dari itu, hal yang paling tidak bisa diandalkan di dunia ini adalah informasi yang keluar dari mulut seseorang?” —Lawrence Billings (“The Face Thief: A Novel”)

“Di luar apapun yang bisa dilakukan oleh umat manusia untuk menjaga segala sesuatunya agar tetap teratur, hidup tetaplah sebuah lotre, dimana kebaikan bahkan bukan merupakan prasyarat minimal untuk meraih kesuksesan.” —Eli Gottlieb: “The Face Thief: A Novel”

“Kebohongan itu memotong diri Anda selamanya dari orang yang Anda bohongi. Kebohongan itu mengurung Anda dalam semesta semu kepalsuan Anda sendiri, dan siapapun yang telah Anda bohongi akan jadi sedikit lebih jauh dari diri Anda daripada sebelumnya, dan sejarang apapaun kebohongan itu dilakukan, dia tetap terjebak di dalamnya secara permanen.” —Lawrence Billings (“The Face Thief: A Novel”)

“Orang berbohong sealami menyanyi. Mereka cukup merapikan kembali rambutnya dan mengumandangkan dusta, satu demi satu. Mereka sedikit memiringkan kepala sebagai persiapan. Kemudian mata mereka menjadi ganjil, lontaran saraf yang bergetar melewati bibir, dan mereka pun berbohonglah. Oranguta melakukan ini pada anaknya. Anak-anak melakukan ini pada saudaranya. Anjing melakukan ini pada kucing dan kucing pada burung. Dan TV melakukannya kepada semua orang, dengan lantang, sepanjang hari.” —Eli Gottlieb: “The Face Thief: A Novel”

No comments:

Post a Comment