Sunday, July 15, 2012

The Great Gatsby - Review

Taken from:
http://pojokbukubuku.blogspot.com/2011/04/great-gatsby-f-scott-fitzgerald.html#



Suatu saat, ketika bertemu dengan seorang teman di sebuah kafe, saya iseng membawa buku The Great Gatsby karangan F. Scott Fitzgerald. Saat itu saya sedang berusaha menyelesaikan membacanya.

Teman saya bilang, "Wah, aku suka sekali film The Great Gatsby! Sudah lama sih, tapi tetap berkesan."

Saya menjawab bahwa saya belum menontonnya. Tapi saya paham yang dia bicarakan, tentunya dia berbicara tentang film The Great Gatsby tahun 1970-an yang dibintangi oleh Robert Redford. Sepanjang pengetahuan saya, menonton akting Robert Redford selama ini memang belum pernah mengecewakan. Tapi seandainya dia tahu bahwa Baz Luhrmann menggarap versi barunya tahun depan dengan bintang Leo DiCaprio dan Tobey Maguire, mungkin dia akan histeris (teman saya ini penggemar Moulin Rouge). Anda bisa bayangkan Baz Luhrmann menggarap karya F. Scott Fitzgerald, hasilnya pasti: Jazz!

The Great Gatsby mulai ditulis tahun 1923 dan diterbitkan pertama kali tahun 1925. Oleh penerbit Modern Library, buku ini didudukkan di peringkat kedua 100 novel terbaik sepanjang masa. Orang Amerika Serikat sangat bangga dengan karya F. Scott Fitzgerald, beberapa kritik menyebutnya sebagai buku sastra terbaik Amerika. Di Amerika Serikat, pelajar SMA dalam pelajaran sastra wajib membaca buku ini. Namun sedikit yang tahu bahwa buku ini ketika baru terbit gagal meraup pasar. Para kritikus pun saat itu tidak menyambutnya dengan baik. F. Scott Fitzgerald sempat depresi atas kegagalan ini, dan belum pernah mengalami jaman dimana semua orang menghargai The Great Gatsby. The Great Gatsby mulai dilirik kalangan luas setelah Fitzgerald meninggal.

The Great Gatsby adalah sebuah cerita klasik yang sederhana tentang cinta yang terpinggirkan dan rindu dendam. Fiksi ini berpusat pada kehidupan misterius seorang milioner eksentrik bernama Jay Gatsby. Narator dalah tokoh ini adalah Nick Carraway, seorang pemuda lulusan Yale yang baru saja pindah ke New York.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Perang Dunia I sebagai tentara, Nick pulang ke Amerika untuk bekerja di bidang penjualan obligasi dan investasi. Dari Amerika barat, dia pindah ke timur, tepatnya ke New York, untuk bekerja di sebuah perusahaan investasi. Dia menyewa sebuah bungalow sederhana di pinggiran kota, yang terletak tepat di sebelah kastil besar, yang tidak dia ketahui siapa pemiliknya kecuali hanya namanya yang disebut dengan tuan Gatsby. Di kastil itu, tiap hari diadakan pesta besar-besaran yang selalu meriah, dengan cahaya yang gemerlap dan musik jazz hingar tak henti-henti.

Satu-satunya keluarga yang Nick kenal di New York adalah sepupunya yang cantik bernama Daisy, yang tinggal bersama anaknya yang masih kecil, dan Tom, suaminya yang juga kaya. Daisy mengundang Nick untuk makan malam di rumahnya yang megah, dalam rangka menyambut kepindahan Nick ke New York. Dalam makan malam itu hadir pula teman dekat Daisy, yaitu Jordan Baker, seorang pemain golf wanita profesional. Jordan bertanya, apakah Nick kenal Gatsby. Kebetulan, kata Nick, Gatsby adalah tetangganya. Ketika pasangan Tom dan Daisy meninggalkan mereka berdua sebentar untuk mendiskusikan sesuatu yang pribadi, Jordan membisikkan ke Nick bahwa Tom memiliki pasangan selingkuh, dan Daisy mulai curiga.

Suatu hari Tom mengajak Nick naik kereta bersama ke tengah kota New York. Di perjalanan, Tom mengajak Nick mampir ke sebuah bengkel milik seseorang bernama Wilson. Wilson memiliki istri bernama Myrtle, yang ternyata adalah wanita simpanan Tom. Diam-diam Tom mengajak Myrtle pergi bersama mereka. Meskipun tidak nyaman karena mengetahui mereka bercinta sembunyi-sembunyi dari pasangan masing-masing, Nick setuju ketika diajak oleh Tom dan Myrtle ke apartemen mereka di tengah kota. Ternyata mereka sudah lama punya apartemen bersama itu untuk menyalurkan asmara mereka yang terlarang. Di apartemen tersebut, Myrtle dan Tom juga mengundang adik Myrtle, Catherine, juga pasangan suami istri Chester dan Lucille. Mereka pesta minuman keras hari itu. Dalam perbincangan dalam pesta, Catherine membicarakan legenda tentang Gatsby, yang membuat Nick makin penasaran dengan tetangga sebelah rumahnya ini.

Suatu saat, sebuah undangan pesta datang ke rumah Nick, berasal dari Tuan Gatsby di sebelah rumah. Nick pergi ke rumah Gatsby untuk mengikuti pesta meriah yang biasanya diadakan tiap hari itu. Dia pergi sendirian, dan tak kenal siapa-siapa dalam pesta yang riuh itu. Bahkan dia tidak tahu mana orang yang bernama Gatsby yang telah menundangnya. Semua orang sepertinya mengenal Gatsby, kecuali Nick. Ketika sedang menikmati pesta, Nick bertemu Jordan, dan mereka berdua kemudian memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di pesta. Dalam pesta itu, mereka bertemu dengan bermacam-macam orang dengan bermacam-macam kepribadian yang aneh, sampai akhirnya mereka bertemu dengan Gatsby. Gatsby yang kaya raya mengajak Nick untuk berteman lebih akrab.

Di hari lain, Gatsby menjemput Nick untuk mengajaknya makan siang di kota. Dalam perjalanan Gatsby mengaku bahwa kekayaan yang diperolehnya adalah dari warisan keluarga. Dalam makan siang, Nick dikenalkan dengan seorang Yahudi licik bernama Wolfsheim. Wolfsheim adalah orang yang bergerak di bidang perjudian dan penipuan untuk mencari kekayaan. Ketika makan siang usai, kebetulan Nick melihat Tom disitu. Nick mengenalkan Tom dengan Gatsby, tapi seolah Gatsby tidak nyaman dengan perkenalan itu. Tahu-tahu, Gatsby sudah menghilang entah kemana.

Tak lama kemudian, Nick menjalin hubungan asmara dengan Jordan. Jordan dalam suatu kesempatan bercerita bahwa dia baru ingat pernah melihat Gatsby sebelumnya di masa mudanya. Gatsby sebagai seorang tentara berseragam pernah berpacaran dengan Daisy sebelum mereka semua pindah ke New York. Setelah itu, Gatsby dikirim ke perang di Eropa, dan Daisy memutuskan untuk melupakan Gatsby dan menikahi Tom. Tapi Gatsby tidak pernah melupakan cintanya kepada Daisy. Setelah perang selesai, dia pergi kuliah di Oxford, kemudian pindah ke New York dan bertekad untuk mendapatkan kembali cinta Daisy. Jordan juga mendapat pesanan dari Gatsby untuk membujuk Nick agar mempertemukan dirinya dengan Daisy kembali dalam sebuah kebetulan. Nick mengiyakan.

Nick mengundang Daisy untuk makan siang di rumah sewanya yang kecil. Yang tidak diketahui Daisy adalah bahwa Gatsby akan datang juga mengunjungi rumah Nick. Daisy terkejut akan kedatangan Gatsby. Pertemuan kembali keduanya sangat canggung. Gatsby kemudian mengajak mereka ke kastilnya, memamerkan kekayaannya. Daisy mulai terpesona kembali oleh Gatsby, dan mereka berdua mulai jatuh cinta kembali.

Daisy yang sudah curiga akan hubungan selingkuh Tom, mengundang Gatsby ke villanya, untuk bertemu Tom. Nick dan Jordan juga diundangnya. Tom juga mulai curiga bahwa Gatsby mengejar cinta Daisy. Belakangan Daisy mengusulkan agar mereka berlima pergi bersenang-senang di Plaza Hotel. Daisy akan pergi satu mobil bersama Gatsby, sementara Tom akan pergi bersama Jordan dan Nick. Tom memaksa membawa mobil kuning Gatsby, sehingga Gatsby terpaksa membawa Daisy dengan mobil Tom. Dalam perjalanan, Tom mengisi bensin mobil Gatsby di bengkel Wilson. Wilson dan Myrtle melihat Tom dan merasa bahwa mobil itu adalah mobil Tom. Sesampainya di hotel, dipengaruhi oleh minuman keras, mereka bertengkar. Tom mengonfrontir Gatsby bahwa dia sengaja merebut Daisy dari Tom. Gatsby mengaku bahwa dia memang mencintai Daisy sejak dulu. Dia mengaku bahwa dulu dia terlalu miskin untuk menikahi Daisy. Tom menuduh bahwa Gatsby memperoleh kekayaannya dari menyelundupkan minuman alkohol ilegal. Gatsby mempertanyakan Daisy, siapakah yang sebenarnya dicintainya, apakah Tom atau Gatsby. Karena depresi, Daisy tidak menjawab pertanyaan itu, alih-alih, lari keluar dari kamar hotel. Gatsby menyusul Daisy, dan dengan mobil kuningnya sendiri, dia berniat mengantarkan Daisy pulang.

Mobil Gatsby melewati melewati bengkel Wilson. Myrtle menyangka bahwa selingkuhannya, Tom, sedang berada dalam mobil itu, jadi dia pergi mendekatinya. Tidak disangka-sangka, mobil Gatsby malah menabrak Myrtle sampai tewas. Mobil Gatsby melesat melarikan diri. Wilson yang menyaksikan langsung istrinya ditabrak sampai tewas, sangat terpukul akan kejadian ini. Polisi pun dipanggil oleh penduduk untuk menyelediki kasus tarak lari itu.

Malam harinya, Nick menemui Gatsby, dan Gatsby menceritakan segalanya. Gatsby mengungkapkan bahwa yang menabrak Myrtle adalah Daisy. Gatsby juga bercerita bahwa dia memperoleh kekayaannya dengan tidak wajar dari tindakan kriminal yang dijalankannya untuk Wolfsheim. Dia memperjuangkan kekayaan itu hanya untuk mengejar Daisy. Dia mengadakan pesta tiap hari dan mengundang semua orang di kota itu agar Daisy suatu saat akan datang. Nick menyarankan Gatsby untuk pergi, karena polisi akan melacak mobilnya, tapi Gatsby menolak.

Wilson, suami yang marah, berniat membalas dendam atas kematian istrinya. Dia mengunjungi Tom dengan pistol, menyangka bahwa yang menabrak istrinya adalah Tom. Tom menyangkal, dia bilang ke Wilson bahwa mobil yang menabrak Myrtle adalah mobil Gatsby. Wilson pergi ke kastil Gatsby dan dia menemukan mobil yang menabrak istrinya tempo hari dengan bumper yang penyok. Dia masuk ke dalam, menemukan Gatsby sedang berenang. Dia menembak Gatsby sampai tewas, kemudian membunuh dirinya sendiri.

Kisah tragis ini adalah kisah seorang accidental hero. Gatsby tidak berniat untuk menjadi orang yang bernilai maupun disukai orang lain. Dia hanya ingin mendapatkan cinta sejatinya dan dicintai kembali. Novel Fitzgerald ini adalah salah satu cerita moralitas kepahlawanan ala Amerika yang digemari baik oleh dunia buku maupun film Hollywood. Gatsby adalah seorang pria sejati, pecinta sejati, dan pribadi yang dikagumi banyak orang. Dia adalah orang yang konsisten, tapi dia tidak pernah berniat untuk menjadi orang baik-baik. Dia adalah penyelundup minuman keras. Dia adalah sang penjahat yang memiliki kapasitas sebagai pahlawan, orang baik yang menyeberang dan terjebak di sisi jahat. Dan sebenarnya dia tahu pasti apa yang pantas dia dapatkan atas pilihannya. Moralitas kepahlawanan ala Amerika seperti ini memandang dunia dan nilai-nilainya dengan sinis.

Anda mungkin familiar dengan tokoh Rick yang dimainkan Humphrey Bogart, dalam film Casablanca. Atau karakter Clint Eastwood sebagai koboi tak bernama dalam A Fistful of Dollar (sebenarnya produksi Italia, tapi menjadi legenda besar di Amerika), dimana awalnya dia hanya berpikir untuk mendapatkan uang, malah akhirnya membabat habis sebuah gang pengacau di suatu kota. Atau bahkan Anda ingat tokoh John McClane, seorang polisi pemabuk bermasa depan suram di film Die Hard yang dimainkan oleh Bruce Willis. McClane tak pernah bermimpi muluk untuk menegakkan kebenaran, akhirnya malah pergi sendirian melawan satu pasukan penjahat bersenjata lengkap (yang satu ini tidak mati-mati, makanya diberi judul Die Hard). Ini adalah sedikit banyak bagaimana cara pandang orang Amerika terhadap kepahlawanan. Idealisme itu murah. Nilai dan moralitas sudah bankrut. Tapi seorang pahlawan tidak dibentuk, dia dilahirkan.

Gatsby adalah pahlawan Fitzgerald. Dia perlu menciptakannya dan menjadikannya hidup, dengan segala referensi yang ada. Bahkan kastil Gatsby pun dibuat berdasarkan bangunan sebenarnya yang ada di Long Island. Wolfsheim dan Daisy pun adalah tokoh yang diinspirasi dari tokoh nyata. Fitzgerald juga menciptakan Nick. Nick Carraway adalah Fitzgerald sendiri, karena dia membutuhkan tokoh untuk bercerita. Nick diciptakan Fitzgerad sebagai tokoh yang dipercaya oleh semua pihak sebagai "penampung" rahasia, sehingga dia meneruskan rahasia-rahasia kepada pembaca. Tanpa Nick, buku ini tidak akan pernah ditulis.

Buku ini menceritakan kembali Era Jazz, tahun 1920-an di Amerika Serikat, dimana Jazz muncul sebagai musik pemberontak, sama halnya ketika tahun 1950-an dengan Rock n' Roll, atau tahun 1980-an dengan musik Metal, atau musik Grunge di tahun 1990-an. Buku ini sangat trendy pada masanya. Masa itu ditandai dengan gelombang kejahatan penyelundupan minuman keras yang dilarang oleh pemerintah. Orang Amerika saat itu menyebut penyelundup minuman keras sebagai "bootleggers". Al Capone di Chicago adalah salah satu mafia bootlegger yang paling terkenal saat itu. Masa itu juga ditandai dengan munculnya generasi wanita baru, yaitu apa yang disebut dengan "flappers", dimana para wanita ini memakai rok mini, berdandan berlebihan dengan potongan rambut bob, berdansa gila-gilaan dengan musik Jazz, merokok di tempat umum, dan terbuka secara seksual. Para flappers ini menggantikan generasi ibu-ibu mereka yang pendiam. Jordan, Daisy, dan Myrtle adalah gambaran para flappers sebenarnya, para wanita pemberontak. Masa yang sentimentil sebenarnya. Sekarang semua sudah terlewati hampir seabad lamanya. Sekarang musik Jazz dan pesta-pestanya sudah menjadi foto lama yang sunyi.

Saya selalu suka membayangkan Amerika tahun 1920-an. Itu adalah jaman keemasan sebelum Malaise, dan perang Dunia kedua. Jaman itu adalah jaman pemberontakan musisi Jazz kenamaan seperti George Gershwin dan Benny Goodman. Jaman yang gempita dengan Art Deco dan Surealisme. New York terlihat seperti Paris yang sentimentil. Buku ini menggambarkan era itu dengan sangat menarik dan romantis. Novel yang sangat enak untuk dibaca. Entah kenapa, mengingatkan saya akan prosa Seno Gumira Ajidarma yang romantis. Buku ini tidak cukup hanya kita baca sekali. Prosanya indah dan selalu ada hal yang baru setiap kali kita membacanya kembali. 

Judul Asli: The Great Gatsby
Penulis: F. Scott Fitzgerald
Penerjemah: Sri Noor Verawaty
Diterbitkan Oleh: Serambi Ilmu Semesta
Cetakan Pertama: Oktober 2010
Bahasa Asli: Inggris

No comments:

Post a Comment