Sunday, July 15, 2012

The Wild Soccer Kids - Leon, si Tendangan Kilat - Review

Taken from:
http://bukuygkubaca.blogspot.com/2006/06/wild-soccer-kids-leon-si-tendangan.html

Demam Sepak Bola World Cup 2006 bukan hanya milik orang dewasa. Anak-anak pun bisa merasakan kemeriahan pesta sepak bola yang berlangsung empat tahun sekali ini. Tak sekedar menonton bersama para orang tuanya, merekapun bermain sepak bola dengan penuh semangat. Tak perlu mencari lapangan bola, sepetak tanah kosong pun jadi. Di situlah mereka bermain layaknya pemain-pemain bola kelas dunia

Leon dan teman-temannya adalah anak-anak yang begitu tergila-gila dengan sepak bola. Mereka menamai diri kesebelasan Wild Soccer Kids. Di sini wild bukan berarti liar dalam pengertian negatif, melainkan liar dalam arti berbahaya, bersemangat sehingga tidak ada yang sanggup menahan mereka untuk bermain bola.

Kisah dalam buku yang diperuntukkan bagi anak-anak / remaja ini bermula saat musim dingin yang panjang hampir berakhir di Jeman. Di musim dingin yang bersalju, Leon dan teman-temannya praktis tak bisa bermain bola. Beberapa anak bermain bola dalam kamarnya masing-masing. Akibatnya, kecelakaan kecil terjadi di rumah Leon dan Maxi akibat bola yang mereka mainkan memecahkan benda-benda di rumah mereka. Orang tua pun marah dan melarang anak-anak mereka bermain bola

Musim dingin sudah berakhir, harusnya saat inilah Leon dan teman-temannya bermain bola di lapangan bola Bolzplatz, Leon dan beberapa temannya terhambat untuk segera menuju Bolzpatz. Leon, Marlon dan Maxi harus menerima hukuman dari orang tuanya akibat memecahkan barang-barang di rumahnya, Felix masih harus beristirahat karena terserang demam. Raban menemani gadis-gadis tetangga yang berkunjung kerumahnya.

Namun anak-anak tak menyerah begitu saja, dengan segala usaha akhirnya mereka bisa pergi menuju Bolzpatz. Sesampai di sana, ternyata Bolzplatz telah dikuasai oleh si Bengkak Michi bersama teman-temannya yang dinamai Geng Pembantai. Tentu saja hal ini membuat kecut Leon dan kawan-kawannya. Akhirnya dengan penuh keberanian Leon menantang mereka untuk bertanding sepak bola. Siapa yang menang akan menguasai Bolzlpatz selamanya. Leon meminta waktu selama dua minggu untuk berlatih.

Tawaran Leon ini awalnya ditanggapi dengan pesimis oleh teman-temannya. Bagaimana mungkin, lapangan Bolzplatz kini dikuasai Geng Pembantai. Siapa pula yang bisa melatih mereka untuk memenangkan pertandingan melawan Geng Pembantai yang secara fisik lebih unggul dibanding mereka?. Akhirnya mereka teringat akan Willi, si pemilik warung disamping lapangan Bolzplatz. Seingat mereka Willi pernah bercerita bahwa ia mantan pemain sepak bola profesional.

Willi menerima tawaran mereka dengan syarat mereka harus percaya penuh pada dirinya sebagai pelatih. Leon dan kawan-kawan menyanggupinya. Ternyata apa yang mereka bayangkan sebelumnya bahwa mereka akan dilatih secara profesional tak menjadi kenyataan. Willi melatih mereka dengan cara yang aneh, mereka harus berlatih di lapangan yang berlumpur, bola yang mereka gunakan adalah bola tenis, dan harus berlatih dengan Socke, anjing milik Leon. Awalnya tentu saja Leon dan kawan-kawan protes terhadap latihan ‘aneh’ yang diterapkan Willi, namun mereka telah berjanji untuk mempercayakan latihan mereka pada Willi dan tak ada waktu lagi untuk mencari pelatih baru

Berhasilkah Wild Soccer Kids mereka melawan Geng Pembantai ?

Banyak tantangan yang mereka hadapi, selain latihan yang keras dan aneh, mereka juga secara moral dihancurkan oleh Michi yang mengungkap jati diri Willi. Belum lagi kenyataan bahwa dua kawan Leon yaitu Raban dan Joscha dinilai tak layak bertanding sehingga harus mencari dua pemain baru.

Buku yang diperuntukkan bagi anak-anak / remaja ini memang sangat seru dan menarik. Joachim Masannek, penulis asal Jerman menyuguhkan alur cerita yang cepat dan membuat penasaran pembacanya. Pembaca seakan digiring masuk dalam cerita dan merasakan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Leon dan kawan-kawan. Klimaks cerita berlangsung saat Wild Soccer Kids melawan Geng Pembantai tersaji secara seru. Ilustrasi yang menarik, yang dibuat oleh Jan Brick turut menghidupi buku ini.

Namun dibalik serunya cerita dan menariknya ilustrasi dalam buku ini terdapat nilai-nilai positif yang tentunya sangat bermanfaat bagi anak-anak yang membaca buku ini. Anak-anak diajak menyelami bagaimana mereka harus bekerja sama sebagai suatu tim, bersikap sprotif, beradu strategi, dan membangun kesetiakawanan.

Pembaca dewasa tak perlu merasa tabu membaca buku ini. Cerita dengan alur sederhana yang memikat ini bukan hanya monopoli anak-anak karena buku ini sangat menghibur dan memberikan nilai-nilai positif bagi siapapun yang membacanya.

The Wild Soccer Kids dibuat secara berseri, selain seri Leon si tendangan Kilat, juga menysul seri-seri berikutnya seperti Felix si Angin Topan, dan Vanessa si Pemberani, Ketiga buku ini telah diterjemahkan langsung dari bahasa Jerman dan diterbitkan oleh Little K. Kabarnya seri buku ini mencapai hingga 14 judul yang masing-masing judul tokoh utamanya selalu berbeda-beda sesuai dengan anggota Wild Soccer Kids

Selain menyajikan cerita yang menarik, buku ini juga menghadiahkan bonus berupa Jadwal Pertandingan Piala Dunia 2006 plus stiker The Wild Soccer Kids yang menarik.

Terbitnya buku ini menjelang demam Piala Dunia sangatlah tepa, karena menyuguhkan bacaan yang pas di saat antusiasme anak terhadap sepak bola sedang mencapai puncaknya, sehingga pesan positif dalam serial ini akan sampai pada anak-anak dalam waktu yang tepat. Kehadiran seri-seri lainnya sangat dinantikan selagi anak-anak masih antusias dengan kemeriahan Piala Dunia 2006.

@h_tanzil

Review ini dimuat di suplemen Ruang Baca ed Juni 2006
Koran Tempo 25 Juni 2006


Judul Asli: “Die Wilden Fuβballkerle: Leon der Slalomdribbler”
Penulis: Joachim Masannek
Penerjemah: Sri Noor Verawaty
Diterbitkan Oleh: “Little K” - Mizan Pustaka
Cetakan Pertama: Maret 2006
Bahasa asal: Jerman

No comments:

Post a Comment