Wednesday, December 11, 2013

Dilema Seorang Freelancer

Sekitar bulan April tahun 2012 lalu aku ditawari untuk menerjemahkan materi kuliah komunikasi oleh seorang teman, untuk dosennya. Kalau melihat angka yang ditawarkan, untuk ukuranku, itu lumayan. Sebenarnya agak bimbang, apakah harus aku ambil atau tidak. Tapi pekerjaan seperti ini jelas tidak bisa aku masukkan sebagai portofolioku, jadi aku menolaknya dengan pertimbangan, aku sedang menunggu tawaran buku berikutnya dari penerbit, lanjutan dari buku berseri yang aku terjemahkan sebelumnya, yang menurut perkiraanku, takkan lama lagi pasti segera diberikan. Dan memang tak lama kemudian, order terjemahan buku lanjutan tersebut turun.
Pelajaran yang aku ambil, "Kalau memang masih perlu mengumpulkan portofolio, pilihlah pekerjaan yang bisa dijadikan portofolio."
[Tapi kalau memang yang lebih dibutuhkan adalah uang, ya silakan ambil saja.]

Untuk para freelance sepertiku, tentu ada masa-masa galau, apakah kita akan mendapatkan order selanjutnya atau tidak? Apakah klien puas dengan pekerjaan yang disetorkan kemarin atau tidak? [Kalau mereka puas, kemungkinan besar kita akan ditawari pekerjaan selanjutnya]. Apakah tawaran pekerjaan dengan fee yang lebih rendah dari biasanya itu kita ambil saja atau tidak? Kalau diambil, fee-nya jelas kecil (mungkin takkan sebanding dengan kerja keras yang akan kita lakukan saat menerjemahkannya). Tapi kalau tidak diambil, ya sayang juga (apalagi kalau kita dalam keadaan butuh uang).

Ngomong-ngomong soal fee, memang dilematis kalau kita berada "dalam keadaan lapar."
Tapi suamiku yang sudah lebih dulu ber-freelance-ria sebagai fotografer, selalu mengajarkan, "Jangan pernah mau dibayar murah, apalagi kalau kualitas kamu bagus."
Risikonya? Ya lapar, karena tidak mau mengambil order murah yang ada... hahaha.
Tapi ya, bagaimanapun juga, kalau mau hasil yang berkualitas, ya harus mengeluarkan uang yang lebih banyak. It's a fair deal.

Yang terpenting dan perlu digarisbawahi adalah: kualitas pekerjaan.
Bagiku, setiap bahan baru memberikan pelajaran baru. Aku harus terus meningkatkan kualitas dan kemampuanku, apalagi kalau melihat para penerjemah senior, nyaliku sering kali suka ciut... haha...
Harus terus belajar, terus cari info, terus bertanya.

***Catatan ga jelas di sebuah hari mendung, di sela pekerjaan.

No comments:

Post a Comment