Monday, April 7, 2014

Road Less Travelled: Caringin Tilu & Bukit Moko

Bagi Anda yang suka dengan jenis roadless travel, ini adalah salah satu tempat yang layak dikunjungi: Caringin Tilu (Cartil) dan Warung Daweung di bukit Moko, Cicaheum, Bandung.

LOKASI

Caringin Tilu dan bukit Moko terletak di Cicaheum atas. Yang saya maksud dengan "atas" adalah nun jauuuuuuuuuuuuhhhhhhhhh di ataaaaaaaasssss......... (terutama bukit Moko). Anda bisa masuk lewat jalan yang sama dengan jalan menuju ke Saung Angklung Udjo, yaitu Jalan Padasuka. Kalau dari arah Bandung (dari arah barat), belokannya adalah belokan ke kiri sebelum Terminal Cicaheum. Kalau Anda dari arah Ujungberung/Cibiru (dari arah timur), belokannya tentu saja berada di sebelah kanan, setelah terminal.

Caringin Tilu terletak jauh sebelum bukit Moko. Kurang lebih 5,8 Km dari belokan Jalan Padasuka. Sedangkan Warung Daweung di bukit Moko terletak kurang lebih 8,5 Km dari belokan Jalan Padasuka. Jika Anda hendak ke bukit Moko, hitung saja gapura kampung yang Anda lewati. Jika Anda sudah melewati 7 gapura, berarti Anda sudah dekat dengan bukit Moko. (Well, that's what my little brother said. :D But, I didn't actually count it when I went there, so I don't know for sure whether it's true or not. :D)

ALAT TRANSPORTASI

Caringin Tilu bisa ditempuh menggunakan mobil maupun motor pribadi. Tapi kalau Anda hendak melanjutkan ke Warung Daweung di bukit Moko, alangkah baiknya jika Anda menggunakan motor trail saja, meskipun (kalau Anda berani) mobil dan motor (matic, bebek, maupun motor berkopling) bisa dipaksa menaiki tanjakan-tanjakan panjang securam 30° itu dengan gigi 1. Banyak kok yang sudah berhasil... Hehe. Jangan lupa, penumpang lebih baik turun terlebih dulu, daripada ...................... (you guess!)

Anyway, jalan di sepanjang perjalanan ini cukup sempit, hanya cukup untuk 2 mobil saja jika berpapasan. Kondisi jalannya sudah diaspal dengan baik sampai ke atas, kecuali kurang lebih setengah kilo terakhir menuju ke Warung Daweung, yang masih berbatu dan belum diaspal (yaitu jalan securam 30° yang saya sebutkan tadi).

Anda bisa bermobil atau bermotor ke Caringin Tilu dengan cukup nyaman. Banyak tanjakan memang, tapi tidak terlalu terjal. Lahan parkir yang tersedia di warung-warung Cartil kebanyakan cukup kecil dan hanya memadai untuk motor.

CARINGIN TILU 

Jika Anda sudah mengenal Punclut, alias Puncak Ciumbuleuit, nah, Cartil ini mirip seperti Punclut. Banyak warung-warung sederhana tempat kita bisa duduk-duduk dan makan-makan sambil menikmati pemandangan dan mungkin memakan jagung bakar yang dipanen dari kebun-kebun di sekelilingnya.

Warung berposisi terbaik untuk melihat keindahan bukit dan matahari tenggelam adalah warung pertama di tanjakan. Ada beberapa warung yang posisinya tidak terlalu strategis untuk melihat matahari tenggelam, karena pandangan Anda akan mentok terhalang oleh bukit terdekat.

Ada juga sejenis restoran yang cukup luas bernama Dapur Caringin Tilu, yang terletak sebelum warung-warung di atasnya.


WARUNG DAWEUNG BUKIT MOKO

Di bukit Moko ada sebuah warung bernama Warung Daweung. Di gapura kampung terakhir sebelum Anda sampai, Anda akan ditarik iuran di portal. Tarifnya sebijaknya saja. Jadi siapkanlah uang Anda.

Lokasi Warung Daweung ini benar-benar strategis dan indah. Benar-benar di puncak bukit. Di hadapan Anda, Anda akan disuguhi kota Bandung jauuuuuh di bawah sana. Di sebelah kanan, Anda bisa menikmati matahari tenggelam jika waktunya tiba. Dan di sebelah kiri, ada hutan pinus yang cantik dan rimbun.

Masuk ke Warung Daweung ini berarti Anda harus membeli sesuatu. Mereka menyediakan minuman seperti kopi hangat, dan makanan seperti mie dan pisang keju. Rasanya? Alakadarnya. Harganya? Murah meriah.

Mereka menyediakan tempat duduk dari batu dan dari papan. Anda tinggal memilih yang strategis. Ada yang di luar, menghadap langsung ke pemandangan, ada juga yang di dalam ruangan.

Pemandangan ke bawah dari Warung Daweung dalam keadaan berkabut


EKSOTISME

Hallah... "eksotisme." Heuheu. Yang saya maksud di sini adalah keindahan alam yang ditawarkan di sepanjang perjalanan menuju ke Caringin Tilu dan bukit Moko. So, it's not just about the destination, but also the journey. Di sepanjang perjalanan menuju ke atas, banyak kebun-kebun sayuran yang hijau dan bermacam-macam. Ada kol, tomat, jagung, cengek, dan bawang daun. As my little daughter said, "Seperti karpet raksasa yang cantik." Kebun-kebun ini terletak di bukit-bukit yang terjal. Makes you wonder, how do the farmers do their job on that steep cliffs. If you like greenery, then this is the place where you should be (kinda rhyme, right?).

"Karpet raksasa yang cantik"


Cartil maupun Warung Daweung ini enaknya dikunjungi di sore hari yang cerah untuk menikmati matahari tenggelam di balik gunung, dan menikmati Bandung city lights pada malam harinya. 

Di Warung Daweung, karena tempatnya jauh lebih tinggi, jelas posisinya pun lebih strategis dan lebih enak untuk melihat matahari tenggelam, daripada di Cartil.

Kalau Anda lebih suka melihat kabut turun di senja hari, Anda bisa datang saat hari sedang tidak terlalu cerah. Dan Anda pun akan disuguhi mistisme kabut yang perlahan menutupi Bandung nun jauh di bawah sana.

Kalau Anda--seperti saya--tidak suka menonton ABG-ABG alay berpegangan tangan dan berdempet-dempetan dengan pacar-pacarnya, jangan datang di malam Minggu. Datanglah di hari lain. Karena pada malam Minggu, tempat ini dipenuhi oleh makhluk-makhluk sejenis mereka. Wkwkwkwk....

Oke... selamat bertualang! :)

No comments:

Post a Comment