Thursday, November 12, 2015

Bumi Perkemahan Batu Kuda Manglayang dan Orang Bandung Gila



Kami menyebut mereka "orang Bandung gila" (dalam makna positif). Mereka adalah "seniman-seniman" yang mengejar idealisme dan orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka untuk sesuatu yang tidak masuk nalar bagi sebagian orang lain. Yang mereka kejar bukan semata-mata materi, melainkan aktualisasi diri dan kepuasan batin. Dan kalaupun ternyata mereka kaya, itu karena mereka memang luar biasa. Mereka adalah orang-orang aneh yang pekerjaannya sepertinya hanya luntang-lantung tidak jelas. Mereka adalah orang-orang yang mungkin dilirik sebelah mata oleh calon mertua yang mendewakan kestabilan dan kemapanan. Mereka adalah orang Bandung gila. Orang-orang anti mainstream yang telah membuat aku dan suamiku memilih pekerjaan seperti yang kami lakoni sekarang.

Selama tinggal di Bandung, kami telah bertemu dengan berbagai macam orang Bandung gila yang sangat menginspirasi hidup dan membuka mata kami. Dan kemarin, kami kembali menemukan "spesies baru orang Bandung gila."


Diawali dengan acara roadless travel ke Bumi Perkemahan Batu Kuda di Gunung Manglayang, Bandung. Sesampainya di sana, kami hiking menuju ke titik tempat situs batu berbentuk kuda.

"Udah jauh-jauh ke Batu Kuda, ga lucu kalau kita ga lihat batu kudanya," kata suamiku. "Karena piknik itu adalah kunci!" tambah dia, mengutip kalimat terkenal dari film G30S/PKI.

Suamiku mengulangi kalimat "Karena piknik itu adalah kunci" ini sampai berkali-kali. Tidak menyadari sama sekali ironi yang akan segera menimpa kami.

Kami terus berjalan ke atas. Hanya tinggal beberapa puluh meter lagi dari situs Batu Kuda, tiba-tiba suamiku meraba pinggangnya, tempat kunci biasa dia gantungkan. "Kunci motor mana, ya?"
"Hah?" Aku cuma melongo. Kami pun mulai membongkar tas, tapi tidak menemukan benda yang dicari. Saat itu kami mengira, suamiku lupa mencabut kunci dari motor, jadi dia memutuskan untuk berlari ke bawah sebentar untuk mengecek dan menyuruh aku dan anakku menunggu di tempat.


Setelah beberapa menit berlalu, suamiku menelepon dan mengabarkan kuncinya tidak dia temukan. Tidak ada di motor dan tidak pula di sepanjang jalan turun yang sebelumnya kami lewati. Jadi aku pun menyusul turun sambil mencari-cari, dan sama-sama tidak menemukannya.

Saat tiba di bawah, suamiku tengah dibantu oleh beberapa orang. Sepertinya mereka sedang membongkar paksa motor kami. Setelah puluhan menit lamanya, akhirnya mereka berhasil mematahkan kunci leher dengan peralatan seadanya ala Mac Gyver. Kami sangat berterima kasih kepada mereka. Terlebih lagi karena orang yang paling membantu kami sampai kehilangan salah satu bagian dari pisau Swiss Armnya di sekitar tempat dia membongkar motor. Lagi-lagi menghilang dengan ajaib seperti kunci kami.

Suamiku dan aku adalah orang-orang yang yakin, bahwa apa pun yang menimpa kami, pasti ada maksud tertentu yang Allah ingin kami pelajari. Jadi hari itu, kami menerima dengan pasrah kunci yang hilang.

Setelah berhasil membongkar motor, bukannya pulang, kami malah berkenalan dan mengobrol dengan si Akang yang membantu kami tadi. Ternyata beliau adalah salah satu relawan Gunung Manglayang yang berpos di Batu Kuda. Beliau dan relawan-relawan lain bukan hanya bertindak sebagai "lifeguard" bagi orang-orang yang banyak berkemah di sana, tapi mereka juga turut membantu menjaga hutan di sekitar Batu Kuda, memberdayakan masyarakat di sana, menjembatani antara masyarakat dan Perhutani yang kadang mengalami konflik kepentingan soal kepemilikan dan pengelolaan lahan setempat. Mereka adalah sejenis spesies langka yang sangat berdedikasi bahkan tanpa imbalan materi.




Jadi kali ini, aku hanya akan bercerita tentang mereka di sini. 
Bukan tentang Bumi Perkemahan Batu Kudanya, tapi tentang orang-orang berdedikasi tinggi yang senantiasa menjaga kelestariannya. Spesies langka. Orang Bandung gila. 


We need more of them on this planet.


3 comments:

  1. Terimakasih Mba Sri, sudah menerjemahkan yang sedang kami lakukan, sangat memerlukan banyak tulisan yang bisa menerangkan apa yang kami lakukan dengan tujuannya. sekali lagi terimakasih ya, semoga mau berkunjung lagi ..

    ReplyDelete
  2. Wah, Mba salah satu spesies langka itu ya? Hehehe...
    Sama-sama, Mba. Sukses terus. Tetap semangat & semoga selalu diberikan kesehatan & kemudahan. :)

    ReplyDelete
  3. bukan hanya wisata kuliner dan kekayaan alamnya membuat wisatawan domestik dan internasional berdatangan yaitu karena keramahan dengan bahasa asing dan memiliki Kursus Bahasa Inggris Yang Bagus Di Bandung sehinga masyarakat dan pegawai bisa memberikan pelayanan yang baik

    ReplyDelete