Monday, June 11, 2018

Sulitnya Membersihkan Diri

Aku punya prinsip kuat yang menjadi dasar buat setiap pengambilan keputusan. Prinsip yang mempermudahku untuk menentukan ya dan tidak dengan cepat. Ini berlaku juga dalam pengambilan keputusan di Kontenesia, mana order yang bisa diambil dan mana yang tidak. Sebesar dan semenarik apa pun nilai finansial dari order tersebut, kalau hal itu sudah bertentangan dengan prinsipku, tidak akan aku ambil.

Salah satu contohnya adalah order dengan tema judi yang biasanya nilainya besar dan jumlahnya banyak. Banyak sekali calon klien yang menghubungi dan meminta dibuatkan artikel dengan tema ini. Tentu saja mudah bagiku untuk menolak karena ini sudah "hitam dan putih", jelas-jelas bertentangan dengan prinsip dalam agamaku. Jadi, kata "tidak" selalu meluncur dengan mudah, tak peduli sebesar apa pun nilai finansialnya, aku tak merasa rugi, tak juga tergiur sama sekali.

Lalu ada klien-klien yang minta dibuatkan artikel untuk tugas kuliah, skripsi, bahkan lomba menulis. Semuanya dengan mudah aku tolak karena bertentangan dengan prinsipku. Ini soal etika.

Ada pula artikel dengan tema sirip ikan hiu. Yang ini juga dengan mudah aku tolak karena bertentangan dengan prinsipku untuk melestarikan bumi dan alam.

Banyak tema lain yang bisa aku putuskan dengan mudah untuk tidak mengambilnya. Tapi kemudian ada.... klien dengan aplikasi simpan pinjam dan lain-lain, ada website finansial yang membahas segala macam urusan keuangan, dan ada bank besar yang membutuhkan sarana promosi....
Kalau kami terima, sebagian dari artikel itu akan menyinggung masalah keuangan yang melibatkan riba, seperti soal kredit berbunga, dan sebagian lainnya akan berada dalam ranah yang aman dan halal.
Di situlah suaraku mulai melemah...
Antara ya dan tidak....
Jika ya, bagaimana kalau ternyata artikel yang dibuat justru banyak yang menyentuh ranah riba? Jika tidak, melihat besarnya nilai order yang ditawarkan, aku berat menimbang, karena banyak penulis yang harus kami "beri makan" dan di antara mereka juga ada penulis-penulis nonmuslim yang tidak akan keberatan mengerjakan artikel bertema kredit.

Kalau sudah begini, aku akan mundur dan meminta Mas Anggi (CEO) yang memutuskan karena "suara" dia lebih tegas daripada suaraku yang mulai melemah...
And he will always say no without hesitation.

No comments:

Post a Comment