Wednesday, January 1, 2020

Tautologi


Kuliah Jumat Kontenesia: Tautologi

(Inggris: tautology) 

KBBI:Tautologi = pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih yang tidak diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal; kemubaziran; pleonasme

Tautologi termasuk redundansi bahasa.

Bedanya dengan “pleonasme”, pada pleonasme, unsur yang ditambahkan sudah terkandung atau “sudah ada secara implisit” pada kata tersebut. Contoh:
- Turun ke bawah
- Naik ke atas

Sedangkan pada tautologi, kata yang ditambahkan adalah kata lain. Kurang lebih kayak sinonim.

Contoh tautologi dalam bahasa Indonesia:

- Diam membisu
- Hancur lebur
- Sunyi senyap
- Cantik jelita

Contoh tautologi dalam bahasa Inggris:

Dalam kalimat: - I personally don’t like it. > “I” & “personally”
- I heard it with my own ears. > “heard” & “ears”; “I” & “own”
- Repeat that again!
- It’s deja vu all over again.
- It ain’t over ’til it’s over.
- I did it, so I’m finished.
- Do pay attention!

Dalam frasa: - a new innovation
- a sad misfortune


Dalam akronim: - HIV virus > Human Immunodeficiency Virus
- PIN number > Personal Identification Number
- GPS system > Global Positioning System

Dalam idiom: - I am my father’s son.
- Boys will be boys.
- You’ve got to do what you’ve got to do.

Jenis-Jenis Tautology


Ada beberapa jenis tautologi yang umum digunakan dalam penggunaan sehari-hari, dalam prosa, lagu, dll. antara lain:

1. Repetitive words used due to inadequacies in the language (penggunaan kata-kata repetitif dikarenakan kurangnya kosakata dalam bahasa tersebut)
2. Intentional ambiguities (ambiguitas yang disengaja)
3. Derision (ejekan)
4. Poetic device (sebagai perangkat puitis)
5. Psychological significance (signifikansi psikologis)
6. Speech by inept speaker or narrator (pidato yang disampaikan oleh pembicara atau narator yang tidak kompeten)

Fungsi tautologi:

- Untuk menekankan gagasan tertentu
- Untuk menarik pembaca pada bagian tertentu

Penggunaan Tautologi dalam Artikel Konten

Tautologi berguna untuk menekankan sesuatu atau untuk menambahkan nilai puitis pada ucapan atau tulisan.

Tautologi tidak menambahkan informasi baru ke dalam sebuah pernyataan dan beberapa di antaranya lebih baik dibuang dari tulisan karena kita tidak perlu menggunakan kata-kata tambahan untuk menjelaskan maksud.

Tautologi kadang merusak kemulusan penuturan dalam artikel konten karena redundansi kata-kata yang tidak perlu. Kadang kata-kata ini terdengar seperti kesalahan, seolah-olah kita hendak menjelaskan sesuatu, padahal hanya mengulang informasi yang sama. Ini malah akan membingungkan, alih-alih membantu. Jadi untuk artikel konten, baiknya tautologi ini dihindari.

2 comments: