Friday, April 15, 2011

Race And Intelligence: Science Last Taboo

By: Sri Noor Verawaty

Tadi nonton History, judulnya "Race And Intelligence: Science Last Taboo". Ngebahas apakah kecerdasan itu ditentukan oleh ras atau tidak, karena dogma yang berkembang di masyarakat percaya bahwa ras kulit putih lebih unggul daripada ras kulit berwarna (khususnya kulit hitam).

Berbagai studi ilmiah para peneliti dari berbagai bidang dikemukakan, mulai dari psikolog, sampai ahli gen. Seorang psikolog mengemukakan hasil penelitiannya bahwa memang ras kulit putih pada umumnya memiliki IQ yang lebih tinggi daripada ras kulit hitam dan cenderung lebih sukses dalam hidupnya. Dan penelitian lain menyebutkan bahwa ras kulit hitam campuran Eropa lebih unggul daripada ras kulit hitam yang masih asli Afrika.

Tapi seorang ahli gen menolak hal itu. Dia bilang, dari luar mungkin kita kelihatan beda, saya putih, Anda hitam, tapi dari dalam ga jauh beda. Kecerdasan memang diturunkan secara genetis, tapi itu tak ada hubungannya dengan ras.

Tapi karena dogma itu sudah sangat mengakar di pikiran orang-orang, maka ras-ras kulit berwarna pun tumbuh dengan pola pikir inferior bahwa mereka tidak akan bisa bersaing dengan ras kulit putih. Self fulfilling prophecy, karena itu yang kita percayai, maka itulah yang terwujud.

Kecerdasan seseorang lebih terbentuk oleh lingkungan. Umumnya, orang-orang yang berada di kelas menengah ke atas akan lebih cerdas daripada orang-orang yang berada di kelas menengah ke bawah.
Well, mungkin karena orang yang berada di kelas menengah ke atas memiliki lingkungan yang suportif terhadap pendidikan sekaligus memiliki biaya untuk menyekolahkan anak-anak ke sekolah-sekolah yang bagus dan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jadi kenapa sampai ada dogma bahwa kulit putih lebih unggul daripada kulit berwarna? Kenapa bisa sampai timbul chauvinisme dimana sebuah bangsa merasa lebih unggul daripada bangsa lainnya?
Si ahli gen itu menggaruk dahinya sambil tersenyum kecil, kemudian menjawab setelah terdiam beberapa saat "Well... karena kita hidup di dunia yang rasis! itu saja."

By: Sri Noor Verawaty

No comments:

Post a Comment