Sunday, February 25, 2018

Dear Team, Apakah Kita Semua Berada di Kapal yang Sama?


Beberapa hari lalu kami mengikuti sebuah workshop menarik yang diadakan oleh Block71 dan GnB tentang tips menggaet investor untuk startup. Salah satu hal yang dibahas dan menarik perhatianku adalah saat pembicara, Mas Nazier Arifin (Investments and Business Development di Angel-eQ Investor Network) mengatakan bahwa investor biasanya ingin mengetahui latar belakang dan kesolidan para founders startup yang bersangkutan.

Kalimat beliau mengingatkanku pada ucapan Mas Rendy Saputra (CEO Keke Busana) di salah satu seminar Melfin (Melek Finansial): "Apakah semua anggota tim berada di kapal yang sama?"

Apakah semua anggota tim sudah memiliki visi dan tujuan yang sama? Apakah semua anggota tim bekerja bahu-membahu dan saling mendukung, bukan saling melemahkan? Apakah semua anggota tim sudah memberikan yang terbaik demi kemajuan perusahaan?



Memang tidak mudah membentuk sebuah tim yang terdiri dari orang-orang dengan isi kepala yang berbeda, terlebih lagi di posisiku yang mengelola tim virtual dan hanya bertemu mereka di dunia maya. Namun pertanyaan Mas Rendy tersebut mengakar sekali di otak dan benar-benar aku praktikkan setiap kali hendak menambah anggota tim yang berada di bawah wewenangku, yaitu para editor dan administrator.



Suatu kali, Mas Anggi Krisna (CEO Kontenesia) pernah bertanya tentang proses rekrutmen dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbanganku saat merekrut seseorang menjadi editor. Jadi ini dia, aku buka rahasianya.
Ada beberapa faktor penting yang aku pertimbangkan saat hendak memilih anggota tim baru:

  • Yang pertama adalah faktor kapasitas dan kompetensi. Apakah dia cerdas dan mampu menangani pekerjaan yang akan diembankan?
  • Yang kedua dan tidak kalah pentingnya adalah integritas. Apakah dia bertanggung jawab dengan pekerjaannya? Apakah dia jujur? Apakah dia bisa diandalkan? Terlebih karena dia hanya akan dipantau lewat dunia maya dan tidak ada pengawasan secara langsung. 
  • Yang ketiga adalah chemistry. Ini adalah faktor penting yang aku masukkan juga ke dalam pertimbangan. Karena calon editor ini akan masuk menjadi bagian dari tim, aku memilih orang yang akan benar-benar cocok dengan iklim anggota tim yang sudah ada. Apakah dia bisa bekerja sama dan berhubungan dengan baik dengan anggota tim lain?
  • Yang terakhir adalah faktor keadaan. Setiap orang, setiap kasus, tidak bisa dipukul rata. Ada hal-hal khusus yang layak dijadikan pertimbangan, ada faktor keadaan yang harus dinilai sebelum keputusan ditetapkan, termasuk latar belakang dan kondisi si calon editor saat hendak kita lamar. 
Jadi ya, di Kontenesia, perusahaanlah yang "melamar" mereka untuk menjadi editor, bukan sebaliknya. Aku memilih mereka di antara puluhan penulis yang kami miliki. Jelas mereka adalah pilihan yang lebih kompeten karena sudah mengenal sistem internal dan alur kerja Kontenesia, sudah mengetahui budaya perusahaan, dan kurang lebih sudah mengenal gaya dan kemauan klien-klien kami. Dan yang terpenting, sudah aku ketahui kapasitas dan integritasnya selama bergabung di Kontenesia sebagai penulis.


Dengan kriteria di atas, setiap kali hendak menambah anggota tim, aku berpikir dan menimbang bolak-balik. Jika ada yang pintar tetapi sepertinya tidak akan cocok bekerja dengan tim, orang tersebut akan aku sisihkan. Jika ada yang pintar tetapi dia adalah aset yang terlalu berharga sebagai penulis, dengan berat hati aku menahan diri untuk tidak menawarinya. Jika ada yang pintar dan berpengalaman tetapi dia kemungkinan akan meminta gaji yang melebihi kemampuan perusahaan, aku juga akan menganolirnya. 
Namun, kalau ada calon yang sempurna tetapi kami belum membutuhkan editor tambahan, nama dia akan aku catat baik-baik, dengan harapan bisa aku pinang suatu saat kelak.


Kini tim editorku sudah semakin banyak, jadi ada faktor tambahan yang aku masukkan saat proses rekrutmen anggota tim baru, yaitu pendapat para editor lama. Merekalah yang akan bekerja sama dengan si calon anggota baru ini, jadi penting bagiku untuk mendengarkan pendapat pribadi mereka tentang si calon. Prinsipku, kenyamanan kerja orang-orang terdekat harus lebih diutamakan daripada hal lainnya, karena orang-orang terdekat inilah yang akan menjadi penolong pertama dan utamamu pada situasi terburuk. 

Jadi, pilihlah anggota timmu dengan bijak agar bisa saling mendukung dan memajukan. :)


Foto: sebagian editor Kontenesia pada acara gathering perusahaan.

No comments:

Post a Comment