Thursday, July 26, 2018

Seperti Berjalan di Ladang Ranjau


Hari ini lagi-lagi aku membuat sebuah status receh di Facebook, tapi kemudian berpikir, kenapa aku melakukannya? Kenapa hanya menulis lelucon ringan, pos foto kucing, sesuatu yang lucu, seolah ga pernah serius dan ga suka membahas hal yang berat?
Mungkin.... karena pekerjaanku di Kontenesia sudah cukup berat... Hahaha.... :D

Kalau dilihat sekilas, mungkin ada yang bertanya-tanya, apa beratnya pekerjaanku? Ngedit udah enggak; mengurus pekerjaan administratif harian udah enggak; nongol di depan klien, udah jarang; apanya yang berat?
Semua orang, yaitu editor, admin, bus-dev, finance, dan Pak Bos mungkin hanya tahu sepotong-sepotong. Editor hanya melihat sebagian "pekerjaanku yang berkaitan sama mereka", demikian pula admin, bus-dev, finance, dan Pak Bos. Mereka hanya tahu "bagian pekerjaanku yang berkaitan dengan mereka." Tapi kalau dikumpulkan, pekerjaan mereka semua berkaitan dengan aku!

Untuk mendebat pendirianku bahwa aku ini seorang introver, suamiku pernah bilang, "Itu kamu bisa ngurus banyak orang?"
Aku jawab, "Ya bisa. Tapi ini bukan soal 'bisa' atau 'enggak', tapi soal 'mau' atau 'enggak'."

Kalau diibaratkan pelari, aku ini sebenarnya adalah sprinter--pelari cepat. Aku bisa bekerja berat dalam rentang waktu singkat. Setelah itu aku harus beristirahat untuk mengembalikan energi fisik maupun psikis. Seperti cheetah. Itulah kenapa pekerjaan sebagai penerjemah freelance (bukan di Kontenesia) sebenarnya sangat cocok untukku. Aku bisa bekerja sebulan penuh untuk menerjemahkan sebuah buku, atau 1 hingga 2 minggu untuk dokumen panjang, misalnya. Setelah itu aku bisa beristirahat sampai pekerjaan berikutnya datang. Dalam waktu santai itu, aku mengisinya dengan hobi seperti berjalan-jalan, memotret, membaca buku, menonton, menggambar, ngeblog, bahkan menulis buku anak.

Sementara pekerjaan di Kontenesia ini justru maraton. Kebayang kan, seorang sprinter disuruh lari maraton. Itulah kenapa aku suka merasa kehabisan napas. I feel burned-out, because I'm not actually wired to be a marathon runner. 

Kadang, di suatu hari yang indah dan terasa damai, dan lampu ponselku belum berkedip-kedip dengan notifikasi dari Kontenesia, aku buru-buru menyalakan komputer untuk menggarap terjemahan (aku masih bekerja sebagai penerjemah di beberapa tempat). Tapi tiba-tiba datanglah badai topan, notifikasi menyala di semua tempat, chat room ramai, email masuk beruntun, pertanyaan mengalir, pekerjaan tiba-tiba menumpuk.
Selain beberapa pekerjaan berat, ada pula pekerjaan yang hanya berupa perintilan kecil. Kadang hanya menjawab pertanyaan sana-sini. Hanya mengambil keputusan ini-itu. Hanya mengecek satu-dua dokumen. Membereskan masalah dengan klien atau penulis. Tapi selalu ada.

Kemarin suamiku bilang, "Margin error di Kontenesia itu tipis sekali. Kamu kayak berjalan di thin ice, selalu ada risiko salah."
Kalau versiku, pekerjaan di Kontenesia itu seperti berjalan di ladang ranjau. Selalu ada risiko salah injak & ranjau pun meledak. Itu karena bidang pekerjaan yang satu ini melibatkan banyak faktor. Banyak penulis, banyak klien, banyak niche produk, banyak kepala, banyak keinginan, banyak sudut pandang. Jadi ya, banyak ranjau. Dan kalau ranjaunya sudah meledak, aku sering jadi "human-shield"-nya. Haha.

Dulu, bagian "human-shield" ini adalah bagian yang paling aku benci. Bayangkan, orang lain yang salah, aku yang harus bertanggung jawab dan menyelesaikan masalahnya. Aku yang harus menghadap klien, menghadap penulis, meminta maaf dan memohon seolah akulah terdakwanya.

Bertanggung jawab atas kesalahan orang lain adalah sesuatu yang sangat menyebalkan. Karena hal itu pula, menempellah sebuah image kepadaku: Chief Editor Kontenesia galak! Baik di mata klien maupun penulis. Ya memang begitulah. Di depan klien, aku kadang harus defensif dan membela penulis-penulisku kalau mereka tidak bersalah. Di depan penulis, akulah si algojo yang "nongol" dan memutuskan nasib mereka saat evaluasi rutin, termasuk memberikan Surat Peringatan dan memecat penulis.

Tapi lama-lama, aku jadi terbiasa. Jadi kambing hitam, dibilang galak, bertanggung jawab atas kesalahan orang lain? I eat that up! Angkat bahu. Kibas rambut. Sisihkan ke samping. Ga usah dimasukkan ke hati.

Jadi sebenarnya, pekerjaanku itu meliputi apa saja, sih? Hmm... menambal bocor dan menyelesaikan masalah. :D




No comments:

Post a Comment