Monday, December 31, 2018

Tips Memotret Dasar Bagi Pengguna Kamera HP

Karena pembahasan ini khusus buat kamera saku, kamera HP, atau tablet, jadi aku ga akan membahas soal ISO, kecepatan rana (shutter speed), diafragma (aperture), dan teori teknis lainnya. Anggap saja kita pakai mode otomatis kamera. Jadi, yang akan aku bahas di sini bukan teori fotografinya, tetapi lebih ke hal praktisnya.

Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan untuk menghasilkan foto yang bagus. “Bagus” yang dimaksud di sini adalah:
  • Jernih, tidak noise
  • Tajam, tidak buram (blur)
  • Komposisinya enak dilihat, tidak aneh
  • Latar belakang tidak berantakan
  • Warnanya pekat, tidak pucat
Untuk membuat foto yang bagus, ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan, yaitu:

1. Pencahayaan


Untuk mendapatkan foto yang jernih dan tidak noise, kita harus memperhatikan pencahayaan. Terang untuk mata kita, belum tentu terang untuk lensa kamera. Ada beberapa poin yang perlu kita garis bawahi, yaitu:

- Pemotretan yang aman untuk kamera ponsel adalah di luar rumah, di tempat teduh, dengan memanfaatkan sinar matahari.

- Untuk pemotretan di dalam ruangan, posisikan objek foto di depan jendela yang teterpa sinar matahari. Kalau kondisinya sudah malam, nyalakanlah semua lampu, tambahkan lampu belajar kalau ada, agar objek foto tidak terlalu gelap.

- Ingat, yang dicahayai adalah objek foto, bukan fotografernya. Jadi sinar lampu harus menyorot ke arah objek bukan ke muka fotografer.

- Gunakan cahaya yang lembut, bukan yang keras. Contoh cahaya yang lembut adalah di depan jendela bergorden putih transparan, di bawah naungan (pohon, kanopi). Contoh cahaya yang keras adalah di bawah terik sinar matahari tengah hari bolong. 

Cahaya lembut vs cahaya keras.

- Cahaya yang lembut akan menghasilkan gradasi yang halus dari bagian terang ke gelap pada foto.

- Cahaya yang keras akan menghasilkan kontras yang tinggi antara bagian terang dengan bagian gelap pada foto.

- Low light is a big NO! Kondisi yang rendah cahaya (low light) ini bisa membuat foto menjadi gelap dan noise (grainy), yaitu foto akan jadi seperti butiran pasir kasar.

- Bagaimana dengan lampu kilat (flash) terpasang yang ada pada kamera? Gunakan hanya dalam keadaan darurat karena lampu kilat terpasang ini cahayanya keras dan tidak akan bagus. Contohnya, cek saja foto SIM dan KTP. Itu hasil dari lampu kilat yang ditembakkan langsung ke objek foto.

2. Foto harus tajam, tidak buram


Untuk menghasilkan foto yang tajam dan tidak buram (blur), ada beberapa syarat:

- Jangan menzum saat menggunakan kamera ponsel. Kalau objek foto terlalu jauh, majulah secara fisik, hampiri objek foto lebih dekat. Pilihan zum pada kamera HP ini tidak sama dengan zum pada lensa profesional. Pada kamera HP, fitur ini sebenarnya meng-crop foto, bukan menzum menjadi lebih dekat. Akibatnya, kualitas foto akan turun dan foto jadi noise atau pecah (pixelated).

- Jangan lupa titik fokusnya diketuk dulu di layar, baru kemudian ketuk tombol rana.

- Tangan kita tidak boleh goyang saat memijit tombol rana (shutter button).

- Objek foto tidak boleh goyang saat tombol rana dipijit.

Ada beberapa trik supaya kamera tidak (terlalu) goyang saat tombol rana dipijit. Trik ini berguna juga saat kalian mengambil video:


- Pegang kamera dengan kedua tangan, jangan satu.

- Dekatkan kamera & tangan sedekat mungkin ke badan (dada) untuk membuatnya lebih stabil.

- Sangga tangan dengan sikut. Ini juga agar kamera lebih stabil.

- Letakkan kamera di atas benda yang kokoh saat kalian mengambil foto. Misalnya di atas meja.

- Gunakan apa pun benda kokoh di sekitar kalian untuk menyangga tangan saat kalian memotret.

- Jangan pernah memotret (apalagi mengambil video) dengan merentangkan tangan jauh ke depan, karena hasilnya akan goyang.

- Kalau ada tripod, monopod, atau bahkan tongsis, manfaatkan untuk menyangga kamera.

3. Pikirkan komposisi


- Untuk menghasilkan foto yang bagus, komposisinya enak dilihat, dan tidak aneh, gunakan rumus rule of thirds. Jadi begini, prinsip rule of thirds ini adalah membagi foto menjadi sepertiga bagian secara imajiner (secara vertikal maupun horizontal) menjadi sembilan kotak. Dan saat memotret, kalian harus menempatkan bagian paling menarik dari objek foto dengan patokan imajiner ini.

Komposisi foto dengan rule of thirds (kiri) dan tidak (kanan).
Berdasarkan aturan rule of thirds, pusat perhatian foto justru tidak diletakkan pada kotak tengah, melainkan pada kotak/garis yang berada di samping, baik di kiri, kanan, atas, atau pun bawah. Dengan rule of thirds, komposisi foto akan terlihat lebih bagus dan alami saat dilihat dan dipersepsi oleh otak kita.

Satu hal yang perlu diingat, peraturan ini tidak wajib diaplikasikan pada semua foto yang kalian buat. Kalian boleh saja meletakkan pusat perhatian foto tepat di tengah-tengah jika komposisi tersebut memang cocok untuk objek yang bersangkutan. 

- Jangan lupa sisakan headroom, yaitu ruang di atas kepala. Jangan pernah meng-crop tepat di ujung kepala karena itu akan membuat objek foto terlihat dimampatkan ke dalam frame

Sisakan headroom dan breathing room.

- Selain headroom, ada juga moving room (ruang gerak) atau breathing room (ruang bernapas) yaitu ruang di depan objek. Jadi kalau objek foto dipotret dalam posisi menyamping dan menghadap ke kanan, kalian boleh menghabiskan ruang di belakang punggungnya (punggung objek foto tepat berada di tepi frame), tetapi sisakan ruang kosong di depan objek supaya dia tidak tampak mentok ke tepi frame.

- Turun! Turun ke level setinggi objek foto. Sejajarkan objek foto selevel dengan kamera. Misalnya saat memotret anak kecil setinggi pinggang, jangan memotretnya sambil berdiri. Berjongkok atau berlututlah. Sejajarkan tingginya dengan tinggi kamera yang kalian pegang. Jangan mengambil foto sambil berdiri dan membidik mereka ke arah bawah. (Kecuali untuk kasus tertentu).

Turun hingga objek foto selevel dengan kamera.
Dengan menyamakan tinggi kamera dengan tinggi subjek, wajah atau kepala subjek tidak akan terlihat “besar sebagian, sementara tubuhnya kecil”. Perspektif foto dari atas juga akan terasa aneh untuk mata kita yang melihatnya.

4. Perhatikan latar belakang


Mulai sekarang, pakai pola pikir terbalik: Alih-alih “apa yang kalian masukkan ke dalam frame”, pikirkan “apa yang tidak perlu kalian masukkan ke dalam frame”.

“Apa yang kita masukkan” itu biasanya sudah jelas. Misalnya objek fotonya “anak kita bermain di taman". Tapi, kita cenderung abai dengan bagian latar belakang yang akhirnya “terbawa” ke dalam foto dan hasil foto pun tampak berantakan. Di belakang anak kita ada orang lagi ngupil, di ujung sana ada kucing lagi pup.

Hindari memasukkan latar belakang yang berantakan.

Nah, supaya ga ada photo bomb dan untuk mengurangi keberantakan di latar belakang, majulah lebih dekat! Lebih dekat lagi! Besar di mata kita, tidak berarti besar di kamera. Apalagi di dalan foto berukuran 4 x 5 cm saat dicetak nanti. Jadi maju, maju, maju terus sampai objek foto memenuhi frame. Tapi, rumus ini ga berlaku kalau kalian ingin memasukkan pemandangan sebagai latar belakang, ya. 

5. Edit foto. Selalu!


Terutama untuk pengaturan dasar seperti:
- Brightness (tingkat kecerahan)
- Contrast (kontras)
- Saturation (saturasi)
- Sharpen (tingkat ketajaman)

Foro tidak diedit vs diedit.

Kenapa foto (terutama dari kamera HP dan kamera saku haris diedit? Karena warna yang tertangkap oleh kamera tidak setajam warna aslinya. Pengeditan ini akan membantu membuat warna foto menjadi lebih kuat, tajam, dan tidak pucat.

***


No comments:

Post a Comment