by: Sri Noor Verawaty
Sebagai ibu, menurutku anak adalah tanggung jawab & amanat utk dididik, dibekali & dipertanggungjawabkan di akhirat. Anak BUKAN ladang menanam hutang budi yang boleh kita tagih saat dia dewasa kelak, baik secara finansial maupun spiritual. Jangan menyalahgunakan privilege agamis "anak jangan durhaka sama orangtua" trus kita sebagai orangtua mengeksploitasi mereka dalam berbagai bentuk dan cara. Mari kita tanya dulu diri sendiri, orangtua macam apakah kita bagi anak kita?
Jangan menghitung-hitung berapa banyak uang yang sudah kita habiskan untuk mereka. Tak perlu mengungkit seberapa sakit rasanya saat melahirkan mereka, seberapa besar pengorbanan kita untuk mereka, seberapa merepotkannya mereka saat mereka masih bayi, atau seberapa nakal mereka saat mereka kecil… Memangnya siapa yang menginginkan anak? Kita! Kitalah, orangtua, yang menginginkan mereka. Kitalah, orangtua, yang menginginkan anak. Jadi bersikaplah seperti orang dewasa dan terimalah segala konsekuensi atas keinginan kita memiliki anak, entah itu baik maupun buruk.
Anak-anak yang kita lahirkan tidak meminta kita jadi orangtuanya. Mereka datang ke dunia ini mau tak mau harus menerima kita sebagai orang tuanya. Mereka tak punya pilihan. Mungkin, kalau saja anak-anak kita diberikan pilihan, mereka justru menginginkan orangtua-orangtua lain yang lebih baik dari kita untuk menjadi ayah ibunya. Naudzubillah.
Tapi kita—orangtuanya—punya pilihan. Kita bisa mendidik [atau justru lalai mendidik] anak kita menjadi [atau tidak menjadi] seperti yang kita inginkan.
Jadi silahkan memilih, ingin jadi orangtua seperti apakah kita, menjadi anugerah bagi anak-anak kita, atau malah sebaliknya?
Anak-anak tidak berhutang budi apapun pada kita. Kitalah yang berhutang budi pada Tuhan. Tanyalah diri kita sendiri, seberapa besar anak telah membuat kita merasa beruntung karena memiliki seorang anak sementara orang lain yang sangat mengingin-inginkan anak, belum tentu Tuhan kasih? Hitunglah, seberapa besar kebahagiaan yang anak kita berikan semenjak dia ada di dalam rahimmu, menendang saat kau belai? Hitunglah, seberapa banyak kebahagiaanmu sebagai orangtua saat dia akhirnya lahir & kau gendong di pangkuanmu? Hitunglah seberapa besar dia membahagiakanmu saat bayimu itu tersenyum padamu untuk pertama kalinya, saat bisa berdiri atau bahkan berjalan untuk yang pertama kalinya, saat dia memanggilmu ibu dan ayah untuk yang pertama kalinya? Bahkan, tangisannya pun kadang membuatmu tertawa. Dan hitunglah seberapa sering kau membanggakan anak-anakmu di depan teman-temanmu, bahkan untuk hal kecil tak seberapa yang bisa dia raih?
Anak-anak... TIDAK berhutang budi apapun pada kita orangtuanya.
Ayo kita menjadi orangtua yang baik, karena bukan hanya doa orangtua yang makbul bagi anaknya, tapi orangtua juga membutuhkan doa anak sholeh saat di alam barzah nanti.
Ayo kita menjadi orangtua yang baik, yang akan membuat anak dengan sendirinya mendoakan, menyayangi, dan berbakti kepada kita tanpa harus kita minta dan paksa.
No comments:
Post a Comment