http://bukuygkubaca.blogspot.com/2006/06/wild-soccer-kids-leon-si-tendangan.html
Demam Sepak Bola World Cup 2006 bukan hanya
milik orang dewasa. Anak-anak pun bisa merasakan kemeriahan pesta sepak bola
yang berlangsung empat tahun sekali ini. Tak sekedar menonton bersama para
orang tuanya, merekapun bermain sepak bola dengan penuh semangat. Tak perlu
mencari lapangan bola, sepetak tanah kosong pun jadi. Di situlah mereka bermain
layaknya pemain-pemain bola kelas dunia
Leon dan teman-temannya adalah anak-anak yang
begitu tergila-gila dengan sepak bola. Mereka menamai diri kesebelasan Wild
Soccer Kids. Di sini wild bukan berarti liar dalam pengertian negatif,
melainkan liar dalam arti berbahaya, bersemangat sehingga tidak ada yang
sanggup menahan mereka untuk bermain bola.
Kisah dalam buku yang diperuntukkan bagi
anak-anak / remaja ini bermula saat musim dingin yang panjang hampir berakhir
di Jeman. Di musim dingin yang bersalju, Leon dan teman-temannya praktis tak
bisa bermain bola. Beberapa anak bermain bola dalam kamarnya masing-masing.
Akibatnya, kecelakaan kecil terjadi di rumah Leon dan Maxi akibat bola yang
mereka mainkan memecahkan benda-benda di rumah mereka. Orang tua pun marah dan
melarang anak-anak mereka bermain bola
Musim dingin sudah berakhir, harusnya saat
inilah Leon dan teman-temannya bermain bola di lapangan bola Bolzplatz, Leon
dan beberapa temannya terhambat untuk segera menuju Bolzpatz. Leon, Marlon dan
Maxi harus menerima hukuman dari orang tuanya akibat memecahkan barang-barang
di rumahnya, Felix masih harus beristirahat karena terserang demam. Raban
menemani gadis-gadis tetangga yang berkunjung kerumahnya.
Namun anak-anak tak menyerah begitu saja,
dengan segala usaha akhirnya mereka bisa pergi menuju Bolzpatz. Sesampai di
sana, ternyata Bolzplatz telah dikuasai oleh si Bengkak Michi bersama
teman-temannya yang dinamai Geng Pembantai. Tentu saja hal ini membuat kecut
Leon dan kawan-kawannya. Akhirnya dengan penuh keberanian Leon menantang mereka
untuk bertanding sepak bola. Siapa yang menang akan menguasai Bolzlpatz
selamanya. Leon meminta waktu selama dua minggu untuk berlatih.
Tawaran Leon ini awalnya ditanggapi dengan
pesimis oleh teman-temannya. Bagaimana mungkin, lapangan Bolzplatz kini
dikuasai Geng Pembantai. Siapa pula yang bisa melatih mereka untuk memenangkan
pertandingan melawan Geng Pembantai yang secara fisik lebih unggul dibanding
mereka?. Akhirnya mereka teringat akan Willi, si pemilik warung disamping
lapangan Bolzplatz. Seingat mereka Willi pernah bercerita bahwa ia mantan
pemain sepak bola profesional.
Willi menerima tawaran mereka dengan syarat
mereka harus percaya penuh pada dirinya sebagai pelatih. Leon dan kawan-kawan
menyanggupinya. Ternyata apa yang mereka bayangkan sebelumnya bahwa mereka akan
dilatih secara profesional tak menjadi kenyataan. Willi melatih mereka dengan
cara yang aneh, mereka harus berlatih di lapangan yang berlumpur, bola yang
mereka gunakan adalah bola tenis, dan harus berlatih dengan Socke, anjing milik
Leon. Awalnya tentu saja Leon dan kawan-kawan protes terhadap latihan ‘aneh’
yang diterapkan Willi, namun mereka telah berjanji untuk mempercayakan latihan
mereka pada Willi dan tak ada waktu lagi untuk mencari pelatih baru
Berhasilkah Wild Soccer Kids mereka melawan
Geng Pembantai ?
Banyak tantangan yang mereka hadapi, selain
latihan yang keras dan aneh, mereka juga secara moral dihancurkan oleh Michi
yang mengungkap jati diri Willi. Belum lagi kenyataan bahwa dua kawan Leon
yaitu Raban dan Joscha dinilai tak layak bertanding sehingga harus mencari dua
pemain baru.
Buku yang diperuntukkan bagi anak-anak /
remaja ini memang sangat seru dan menarik. Joachim Masannek, penulis asal
Jerman menyuguhkan alur cerita yang cepat dan membuat penasaran pembacanya.
Pembaca seakan digiring masuk dalam cerita dan merasakan tantangan-tantangan
yang dihadapi oleh Leon dan kawan-kawan. Klimaks cerita berlangsung saat Wild
Soccer Kids melawan Geng Pembantai tersaji secara seru. Ilustrasi yang menarik,
yang dibuat oleh Jan Brick turut menghidupi buku ini.
Namun dibalik serunya cerita dan menariknya
ilustrasi dalam buku ini terdapat nilai-nilai positif yang tentunya sangat
bermanfaat bagi anak-anak yang membaca buku ini. Anak-anak diajak menyelami
bagaimana mereka harus bekerja sama sebagai suatu tim, bersikap sprotif, beradu
strategi, dan membangun kesetiakawanan.
Pembaca dewasa tak perlu merasa tabu membaca
buku ini. Cerita dengan alur sederhana yang memikat ini bukan hanya monopoli
anak-anak karena buku ini sangat menghibur dan memberikan nilai-nilai positif
bagi siapapun yang membacanya.
The Wild Soccer Kids dibuat secara berseri,
selain seri Leon si tendangan Kilat, juga menysul seri-seri berikutnya seperti
Felix si Angin Topan, dan Vanessa si Pemberani, Ketiga buku ini telah
diterjemahkan langsung dari bahasa Jerman dan diterbitkan oleh Little K.
Kabarnya seri buku ini mencapai hingga 14 judul yang masing-masing judul tokoh
utamanya selalu berbeda-beda sesuai dengan anggota Wild Soccer Kids
Selain menyajikan cerita yang menarik, buku
ini juga menghadiahkan bonus berupa Jadwal Pertandingan Piala Dunia 2006 plus
stiker The Wild Soccer Kids yang menarik.
Terbitnya buku ini menjelang demam Piala Dunia
sangatlah tepa, karena menyuguhkan bacaan yang pas di saat antusiasme anak
terhadap sepak bola sedang mencapai puncaknya, sehingga pesan positif dalam
serial ini akan sampai pada anak-anak dalam waktu yang tepat. Kehadiran
seri-seri lainnya sangat dinantikan selagi anak-anak masih antusias dengan
kemeriahan Piala Dunia 2006.
@h_tanzil
Review ini dimuat di suplemen Ruang Baca ed
Juni 2006
Koran Tempo 25 Juni 2006
Judul Asli: “Die Wilden Fuβballkerle: Leon der Slalomdribbler”
Penulis: Joachim Masannek
Penerjemah: Sri Noor Verawaty
Diterbitkan Oleh: “Little K” - Mizan Pustaka
Cetakan Pertama: Maret 2006
Bahasa asal: Jerman
No comments:
Post a Comment