Film Anna Karenina (2012) diadaptasi dari novel karya Leo Tolstoy dengan judul yang sama. Pengarang terkenal Rusia ini menulis Anna Karenina pada tahun 1877, yang mengisahkan tentang Anna Karenina, istri dari menteri Alexei Alexandrovich Karenin.
Filmnya disutradarai oleh Joe Wright (yang juga menyutradarai film Pride & Prejudice - 2005 dan Atonement - 2007). Pemeran utama yang dipilih Joe lagi-lagi Keira Knightley (jadi Elizabeth Benneth di Pride & Prejudice dan jadi Cecilia di Atonement). Selain Keira, ada Jude Law yang berperan sebagai Alexei Alexandrovich Karenin (suami Anna) dan Aaron Taylor-Johnson sebagai Count Alexei Vronsky (selingkuhan Anna). Entah kenapa Leo Tolstoy sama-sama memberi nama depan "Alexei" pada kedua tokoh ini. Mungkin Alexei adalah nama generik Rusia pada zaman itu. Atau mungkin juga dia sengaja menamai Alexei pada keduanya, untuk menggarisbawahi adegan saat Anna bertindak memalukan dengan meneriakkan nama Alexei [Vronsky], dan kemudian diselamatkan oleh Alexei [Karenin]. (You'll read about this later).
Ada juga Matthew Macfadyen yang berperan sebagai Prince Stepan "Stiva" Arkadyevich Oblonsky (kakak Anna). Ehm, tidak Guys, dia tidak berjualan kaus oblonk... Weks! :D
Matthew Macfadyen sebelumnya pernah berperan sebagai Mr. Darcy dan menjadi lawan main Keira Knightley di Pride & Prejudice. Juga di The Three Musketeers (2011) sebagai Athos.
Prince Stepan "Stiva" Arkadyevich Oblonsky (Matthew Macfadyen) & Anna (Keira Knightley)
Anna Karenina adalah seorang aristokrat sekaligus sosialita Rusia, istri dari menteri Alexei Alexandrovich Karenin. Dia masih muda dan cantik, memiliki seorang putra yang sangat dia sayangi, bernama Seryozha. Mereka tinggal di St. Petersburg. Sedangkan Karenin, suaminya, adalah pria yang jauh lebih tua. Tapi dia adalah seorang pria yang sangat berbudi luhur, baik hati, pengertian, dan luar biasa penyabar. (Oh, how I adore you, Jude Law! :D)
Alexei Alexandrovich Karenin (Jude Law)
Saat turun dari kereta, tiba-tiba ada seorang pekerja rel yang jatuh dan terlindas kereta. (Note it, Guys. You'll find out the connection later). Mendengar bahwa si korban adalah tulang punggung keluarga, Count Vronsky pun dengan baik hati memberikan sejumlah uang untuk diberikan kepada keluarga si korban.
Pada acara pesta dansa di Moskow, Count Vronsky mengajak Anna berdansa. Mereka berdansa sepanjang malam, hingga ketertarikan yang ada di antara mereka dilihat oleh semua orang yang hadir, termasuk oleh Katerina "Kitty" Alexandrovna Shcherbatsky. Kitty adalah adik ipar Prince "Stiva" Oblonsky. Kitty menaruh hati pada Vronsky. Dan sebelum bertemua Anna, Vronsky juga suka pada Kitty.
Menyadari potensi cinta yang berbahaya di antara dirinya dan Vronsky, Anna pun memutuskan untuk segera kembali ke St. Petersburg, kepada suaminya. Tapi ternyata, di kereta, Anna bertemu dengan Vronsky yang menyatakan bahwa dia harus berada di mana Anna berada. Anna menyuruhnya untuk melupakan dia, tapi Vronsky menolak.
Di St. Petersburg, Vronsky tinggal di rumah sepupunya, Princess Betsy Tverskaya, yang juga merupakan teman dekat Anna. Dan Vronsky pun mulai menghantui Anna ke mana-mana. Di mana Anna berada, di situ Vronsky pasti muncul. Anna yang semula selalu menolak Vronsky dan mengingkari perasaannya, lama-lama akhirnya luluh juga. Saat Vronsky dipromosikan dan hendak dimutasi ke kota lain, Vronsky memaksa Anna untuk mengakui perasaannya dan Anna pun meminta Vronsky agar tidak pergi meninggalkannya.
Pada sebuah pesta, Vronsky menggoda Anna secara terang-terangan dan membuat Karenin menyadari bahwa gosip yang beredar di masyarakat tentang istrinya, terbukti benar. Karenin dengan bijaknya menasihati Anna untuk tidak berlaku yang tidak sepantasnya. Tapi Anna menolak. Perasaan Anna pada Vronsky semakin terlihat saat dia menonton Vronsky ikut balapan kuda. Kuda Vronsky terjungkal dan Anna yang berada di tribun sontak meneriakkan nama "Alexei [Vronsky]" dengan keras dan penuh emosi, membuat semua orang yang menonton berpaling kepadanya. Alexei lain [Karenin] yang berada di belakang Anna segera menghampiri dan menepuk-nepuk pundak Anna sambil berkata, "I'm here," untuk menyelamatkan Anna dari rasa malu karena meneriakkan nama "Alexei" yang bukan suaminya.
Hingga akhirnya pada suatu titik, Anna mengandung anak Vronsky. Vronsky terlihat senang. (Aneh, mengingat dia seorang playboy, tapi pada Anna ternyata dia sangat setia.). Anna pun memberi tahu Karenin bahwa dia mengandung anak Vronsky dan meminta diceraikan. Tapi Karenin menolak, karena menceraikan Anna sama saja dengan mengirim Anna ke jurang kehancurannya sendiri. Karena itu berarti bahwa Anna diakui telah melakukan perselingkuhan dan menjadi penyebab rusaknya rumah tangga mereka, dan karenanya Anna tidak akan pernah bisa menikah lagi secara sah dengan siapa pun paska mereka bercerai. Karenin tidak ingin Anna hancur. (Oh please, after what she had done to you?!! What a noble man, you are. Just come to me, Jude!)
Karenin masih sangat sabar menghadapinya dan menasihati Anna baik-baik. Tapi Anna sangat keras kepala dan membangkang. Yang dia pikirkan hanyalah cintanya kepada Vronsky. Karenin pergi ke Moskow untuk menceritakan semuanya kepada Prince Stiva.
Saat melahirkan, Anna sekarat. Dia akhirnya memohon-mohon agar Karenin mengampuninya. Dia terus mengigau menyebut-nyebut nama Karenin. Bahwa Karenin akan datang. Bahwa Karenin akan memaafkannya.
Karenin pun pulang dari Moskow, mendapati Vronsky ternyata sudah ada di rumahnya bersama Anna.
Anna berkata kepada Vronsky yang tertunduk di samping tempat tidur, "Look at him!" kata Anna, meminta Vronsky agar menatap Karenin. "He’s a saint!" (Oh yes, he is indeed!) Begitulah Anna mendeskripsikan suaminya. Tapi itu tak membuatnya berhenti mengkhianati dan membangkang dari sang suami. (Very ironic, eh?)
Karenin berkata, dia mengampuni Anna dan memaafkan Vronsky. Dan Anna serta anaknya akan diurus oleh Karenin, menyandang nama Karenin dan mendapatkan seluruh perlindungan dan kenyamanan sebagai anak seorang bangsawan. Tapi Vronsky harus pergi. Pada saat ini, semua pihak setuju dengan kesepakatan tersebut.
Tapi ternyata Anna tidak jadi meninggal. Dia kembali sehat. Anna setuju dengan kesepakatan sebelumnya, karena mengira dirinya akan mati. Tapi ternyata tidak. Dan karena ternyata dia hidup, dia pun merasa tidak sanggup menjalani hidup tanpa Vronsky. (Oh please! You are so dramatically pathetic!) Karenin meminta Anna untuk tidak melakukannya demi putra mereka, Seryozha. Tapi meskipun Anna sangat menyayangi putranya, dia tetap berkata, "I will die for Seryozha, but I can not live like this, even for him. Someday, when he knows love, he will understand and forgive me." (Tepok jidat!)
Maka Anna pun pergi menyusul Vronsky. Kali ini Karenin membiarkannya. Anna dan Vronsky berlibur ke Itali.
Anna kembali ke St. Petersburg untuk menemui Seryozha pada hari ulang tahunnya. Tapi kemunculan Karenin membuat Anna segera pergi.
Kebersamaan Anna dan Vronsky terasa semakin sulit. Gunjingan masyarakat semakin terbuka. Anna semakin tidak nyaman. Dia pun mulai mengalami mental breakdown (Whoa, you see how I call her? Mental breakdown! Wakakak. The euphemism of "insane" actually.). Meskipun Vronsky selalu setia dan berusaha memperlakukan Anna sebaik mungkin, tapi Anna tetap berprasangka yang tidak-tidak kepadanya. (You see, the problem is in her. Sepertinya Anna harus belajar untuk lebih bersyukur... :D) Selalu ada hal yang jadi bahan pertengkaran, termasuk kecurigaan Anna bahwa Vronsky sedang mendekati gadis lain.
Suatu kali Anna memaksa untuk pergi menonton opera, tapi semua orang yang dia temui memperlakukannya dengan rasa jijik. Vronsky semula menolak datang dan dia menasihati Anna agar tidak datang, untuk menghindari cemoohan. Tapi akhirnya Vronsky muncul juga. Mungkin dia mengkhawatirkan Anna.
Vronsky meminta beberapa kenalannya untuk mengunjungi Anna nanti. Tapi mereka semua menolak. Anna dipermalukan di opera saat dia dikomentari secara terbuka. Vronsky yang duduk jauh dari Anna hendak bangkit membela. Tapi sepupu Vronsky, Princess Betsy Tverskaya, balik menantang Vronsky, "Kalau kau membelanya, berarti itu sama saja mengakui keterlibatanmu dalam perbuatan bejatnya." Jadi Vronsky pun diam. Anna menangis karena dia diekspos dan dipermalukan secara terbuka. Vronsky hanya bisa memandanginya dari jauh. (Watir oge... :'(
Di rumah, Anna mengajak Vronsky untuk pergi ke desa. Vronsky setuju, tapi menolak untuk pergi lusa, karena dia harus bertemu dengan ibunya terlebih dulu. Anna pun merasa curiga bahwa Vronsky dijodohkan sang ibu dengan Princess Sorokina. Dan saat dia melihat Princess Sorokina menjemput Vronsky untuk bertemu sang ibu, Anna jadi semakin marah. Dia meminum banyak laudanum (alcoholic solution that contains morphine, made from opium and previously used as a narcotic painkiller). Dia pergi ke stasiun dan mulai berhalusinasi. Anna mondar mandir tak tentu arah. Akhirnya dia pun tak tahan dan menabrakkan diri ke kereta yang datang sambil berkata, "God, forgive me!" (Ingat adegan awal di stasiun saat Anna melihat seorang pekerja rel terlindas kereta? Mungkin kejadian itu yang membuat ide bunuh diri ini tercetus di kepala Anna.)
Begitulah akhir kisah cinta Anna yang tragis. Film ini ditutup dengan wajah Vronsky yang terkejut (assumed that, he was surprised hearing Anna's death), lalu Stiva yang berkaca-kaca sambil merokok. Dan terakhir, scene saat Seryozha mencari-cari Anya (putri Anna dari Vronsky) di kerimbunan bunga di padang rumput, disaksikan oleh Karenin yang tersenyum memandangi mereka berdua sambil duduk membaca buku.
***
Quite breathtaking, isn't it?
Well, walaupun kisah ini bukan jenis happy ending seperti yang saya sukai, tapi ini adalah kisah yang sangat menarik. Dan filmnya juga luar biasa. Saya baru pertama kali melihat film yang dibuat seperti ini--teater yang difilmkan. Film ini benar-benar dibuat dengan setting seperti teater.
Jadi, ada satu center stage yang menjadi tempat untuk berbagai adegan. Center stage ini setting-nya diubah-ubah. Menjadi ballroom, jadi tempat pacuan kuda, kamar Seryozha, kamar Karenin, jalanan bersalju, opera, bahkan padang rumput yang menjadi adegan terakhir tempat Karenin memandangi Seryozha dan Anya (padang rumput ini juga pernah menjadi tempat Anna memberi tahu Vronsky bahwa dia hamil). Ini pertama kalinya saya melihat film yang seperti ini. This movie is incredibly unique.
Seperti yang Anda lihat di atas, film ini memang luar biasa. Saat menontonnya Anda akan dibawa ke Rusia zaman dahulu. Dengan semua kemewahan istana-istana, furnitur, dan semua properti indah dan mewah yang ada di dalamnya. Mereka membuat background yang berbeda-beda yang diletakkan di center stage pada setiap adegan. Mereka memasang sejumlah chandelier cantik saat center stage itu diset menjadi ballroom. Mereka menghamparkan salju putih untuk mengambil adegan seolah itu adalah jalanan. Bahkan mereka membuat sebuah bingkai ukir cantik raksasa dengan Anna berdiri bersandar padanya, seolah sedang berada di dalam sebuah lukisan, saat center stage diset menjadi kamar tidur Seryozha.
Dan seperti yang saya bilang, dalam adegan terakhir, mereka membawa seluruh padang rumput dan memindahkannya ke dalam set untuk merekam adegan Karenin dengan kedua anaknya.
Dan di awal film, Anda akan disuguhi scene-scene yang rolling tanpa henti, berpindah dari satu adegan ke adegan lain, dari satu tempat ke tempat selanjutnya, dari satu tokoh ke tokoh berikutnya, semuanya secara berkesinambungan, tanpa henti, tanpa cut. Sangat menarik perhatian. Saat kamera masih rolling, tokoh lain muncul di tempat berikutnya, dan begitu terus hingga kurang lebih 20 menit awal.
Omong-omong, Joe Wright memang pernah mengambil gambar berkesinambungan seperti itu dalam film Pride and Prejudice, hanya saja lebih pendek. Mungkin ini adalah ciri khasnya. Ada lagi ciri khas dia lainnya, yang juga pernah dibuat di Pride and Prejudice. Yaitu saat Lizzy dan Mr. Darcy berdansa di ballroom bersama banyak pasangan dansa lainnya, lalu mereka berdua terlibat percakapan sengit, kemudian dipotong ke adegan dimana Lizzy dan Darcy [seolah] berdansa berdua saja. (Anda tahu, semacam "saat jatuh cinta, dunia seolah milik berdua"). Nah di film ini pun Joe Wright kembali melakukan hal serupa, yaitu ketika Anna dan Vronsky berdansa untuk pertama kalinya dan tiba-tiba mereka seolah berdansa berdua saja di ruangan tersebut.
Film ini luar biasa memukau. Tapi, bagi saya pribadi, ada satu hal yang sangat mengganggu selama menontonnya: KUMIS!
Yup! Semua tokoh di sini diberi kumis. Errrrgh.... (You know, it's extremely cold in Russia, so they grow as much facial hair as possible... I suppose... :D) Saya tak tahan melihatnya. Antara jijik dan yheew! Lihat saja transformasi Jude Law yang keren menjadi Karenin yang ..... ouch!
Jude Law
Jude Law as Alexei Karenin
Oh My God! This gorgeous guy becomes annoyingly old with that beard and mustache! :'(
And take a look at Matthew Macfadyen as he played Mr. Darcy in Pride and Prejudice, then as Stiva in this movie:
Okay, that is the most disgusting form of mustache! :( Double yheew!
But the most disgusting mustache belongs to Vronsky here. His mustache made him looked like a pervert. Or a psycho. Or a psychotic pervert! Arrrrgggg....!! Can't stand it!
Just compare that mustached Vronsky with the real face of Aaron Taylor-Johnson:
Matthew Macfadyen as Mr. Darcy in Pride & Prejudice
Okay, that is the most disgusting form of mustache! :( Double yheew!
But the most disgusting mustache belongs to Vronsky here. His mustache made him looked like a pervert. Or a psycho. Or a psychotic pervert! Arrrrgggg....!! Can't stand it!
Vronsky
Just compare that mustached Vronsky with the real face of Aaron Taylor-Johnson:
This is the "cute" version
And this is the "macho" version.
Either of them are much, much better than Vronsky, though in this picture, he also has mustache. But somehow, he looks more normal, eh? More like human... :D
Well then... That's all from me. Despite all those disgusting mustaches, this movie is incredibly great! :) Must watch!
No comments:
Post a Comment