Pagi itu kami sengaja berangkat dini hari untuk menyaksikan matahari terbit di Tebing Karaton. Dengan pertimbangan jarak yang agak jauh dari rumah, waktu dini hari yang kami pilih, dan kenyamanan anak kami yang kami bawa serta, maka kami pun menggunakan kendaraan roda empat. Tapi justru itulah yang menjadi kesalahan pertama kami. Jauh sebelum mencapai lokasi, tepatnya di Warung Bandrek, kami dicegat oleh sekelompok tukang ojek yang memaksa kami untuk memarkir mobil di sana. Jarak dari sana ke lokasi masih beberapa kilometer jauhnya dengan kontur jalanan menanjak. Kami membawa anak kecil dan hari masih gelap. Tidak mungkin kami berjalan kaki sejauh itu kan?
Nah, di situlah gunanya para tukang ojek itu. Yang memasang tarif tertentu pastinya.
Suamiku tahu, di atas, di dekat gerbang Tebing Karaton juga ada tempat parkir, cukup untuk sejumlah mobil dan motor. Dan hari itu bukan akhir pekan dan masih sangat pagi pula, jadi lahan parkir di atas pasti masih kosong. Jadi dia menolak untuk parkir di bawah seperti yang disuruh oleh para tukang ojek.
Kesalahan kedua kami: plat nomor mobil kami adalah B, walaupun kami orang Bandung.
Dan kami pun dilepas dengan teriakan marah tukang ojek.
No comments:
Post a Comment