Siang itu kami berencana untuk pergi botram (bahasa Sunda: membawa bekal dan makan siang di alam terbuka). Tapi kenyataan kadang tidak seindah rencana. Diawali dengan kamar yang terkunci, dan yang lebih parah, kunci motor masih berada di dalam kamar. Lalu diikuti dengan ban yang kempes di tengah jalan. Tapi untunglah dua kejadian tersebut tidak membuat kami mengurungkan niat.
Saat traveling, kami memang sangat fleksibel dan kadang mengubah rencana sesuai keadaan. Jadi ketika suamiku mencetuskan ide untuk mengubah tujuan, aku pikir, kenapa tidak? Setelah mengecek rute dengan Google Map, kami pun memutuskan untuk menuju ke air terjun kecil itu. Ada jalan pintas yang cukup dekat dari tempat kami berada sekarang, tapi hanya berupa jalan setapak berbatu dan sebagian lagi bertanah. Tak apalah, kami toh suka bertualang. "Aprak-aprakan" kalau kata orang Sunda.
Dari kejauhan, kami hanya melihat dua air terjun kecil dan pendek. Tapi saat tiba, kami tidak menyangka ternyata air terjunnya sangat tinggi dan bagian bawah yang tidak terlihat dari kejauhan itulah yang justru merupakan bagian terbaik dari air terjun tersebut.
Bagian bawah air terjun yang melebar tersebut bebatuannya seperti ditatah oleh alam, jadi bentuknya berundak-undak. Bahkan sampai sungai di bawahnya pun turut berundak-undak. Cantik sekali. Benar-benar luar biasa. Itulah sebabnya nama air terjun ini adalah Curug Batu Templek, karena batu-batunya memang "templek."
No comments:
Post a Comment