Pertama-tama kami bertanya ke Mbah Google tentang tempat-tempat wisata di Garut yang tidak terlalu jauh jaraknya dari titik tempat kami berada saat itu. Setelah menimbang-nimbang, kami memutuskan untuk pergi ke Kawah Kamojang.
Perjalanan pun dimulai. Sore hari sekitar waktu asar, kami sudah tiba di jembatan Kamojang. Arsitektur jembatannya bagus, jadi kami mengambil beberapa foto di sana. Setelah itu, buru-buru melanjutkan perjalanan karena hari sudah semakin senja.
Kamojang Hill Bridge |
Sekitar pukul 5 sore kami tiba di gerbang tiket menuju Kawah Kamojang. Kami sempat bertanya kepada petugas di sana, "Lokasi wisatanya tutup jam berapa?" Mereka bilang sekitar magrib, tetapi di dalam sana ada warung-warung makan yang selalu buka, dan suka ada orang-orang yang kamping, jadi kami tidak perlu khawatir kesepian. Mau kamping juga boleh, katanya.
Baiklah, kami melanjutkan perjalanan ke dalam. Dan hanya beberapa puluh meter dari tempat tiket, kami sudah dibuat terpesona oleh pemandangan Kawah Manuk. Ini adalah kawah pertama dari rentetan kawah yang ada di sini.
Kawah Manuk |
Setelah mengambil beberapa foto, kami melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya. Di pusat area wisata ini ada lahan parkir yang cukup luas dan sejumlah warung makan yang menawarkan camilan seperti Indomie, somay, baso, dan makanan lainnya. Ada pula musala dan WC.
Setelah parkir, kami mulai berjalan kaki ke kawah kedua. Kawah Kereta Api namanya. Kawah ini dinamai demikian karena semburan uap panasnya sangat kencang dan bunyinya sangat berisik seperti kereta uap zaman dahulu. Jarak terpisah beberapa meter saja, kami sudah tidak bisa mendengar lawan bicara. Untung saja ada handy talkie, itu pun harus sambil berteriak saat menggunakannya, barulah terdengar. "AYAAAH, UDAH SORE, AYO LANJUT KE KAWAH KAMOJANGNYA!!!"
Suami: "OKEEE!!!"
Seperti di rimba, ya?
Kawah Kereta Api |
Setelah "dikit-dikit berhenti, dikit-dikit memotret" kami pun tiba di kawah berikutnya, yaitu Kawah Hujan. Hari tambah senja dan sepi, semakin dingin dan spooky, dan membuatku merasa hibbie jibbies (berima ya...). Untunglah, mendadak ada serombongan orang (anak-anak dan pelatih) dari perguruan pencak silat atau taekwondo yang datang ramai-ramai dan menuju ke Kawah Hujan. Dan kalau melihat beberapa bapak dan kakek sesepuh perguruan, kamu juga akan mendadak jadi pemberani. Ah, kalau sama si Kakek mah, setan juga takut dikelepak kayaknya. Dari tampangnya saja... belum ngomong apa pun, si Kakek sudah kelihatan sakti.
Kawah Hujan |
Memotret di sini cukup berisiko karena airnya yang terus memercik dari sumber-sumber mata air kecilnya. Jadi kalau kamu membawa kamera mahal dengan lensa seharga motor, lebih baik dikantongi saja daripada rusak tepercik air belerang panas.
Hutan di Kawah Kamojang |
Aku membuka Google Map dan di sana tertera bahwa Kawah Kamojang sudah tidak jauh dari tempat kami berada. Ada jalan setapak menuju ke sana. Jadi kami pun mulai meniti jalan tersebut menuju ke hutan yang lebih lebat dengan kabut yang semakin tebal dan udara yang semakin dingin.
Setelah beberapa meter berjalan dengan perasaan yang sangat tidak nyaman, aku dan suami berunding, apakah akan terus melanjutkan atau balik badan saja. Kami membawa senter saat itu. Jadi ini bukan soal terang atau gelap. Kami juga membawa tripod yang bisa dipakai sebagai alat bela diri kalau ada orang jahat atau binatang liar. Tapi ini bukan soal makhluk kasat mata. Ada rasa tidak nyaman yang luar biasa menerpaku, jadi aku meminta untuk pulang saja. Suami setuju. Kami balik kanan dan turun kembali.
Di perjalanan pulang, setelah Kawah Kereta Api, ada beberapa pemuda yang sedang membangun sebuah kantor. Mereka "warlock" (warga lockal). Kami berbincang-bincang dan mengorek informasi tentang Kawah Kamojang.
Ternyata.......... Tidak ada itu yang namanya "Kawah Kamojang", Saudara-saudara! Sebenarnya yang dimaksud dengan "Kawah Kamojang" adalah "Kawah Manuk, Kawah Kereta Api, Kawah Hujan, dan Kawah Berecek yang ada di daerah bernama Kamojang".
PLAK!
Aku merasa dibodohi oleh Google Map!
Untunglah kami urung menelusuri hutan spooky ke titik yang di Google Map tertera tulisan "Kawah Kamojang". Entah apa yang akan kami temukan di sana. Magrib-magrib pula!
Hutan di Kawasan Kamojang |
Luar biasa rasanya melihat tanah yang kami pijak "mendidih" lumpurnya dan mengeluarkan uap dari sela-selanya. Tidak ada duanya.
Kawah Berecek |
Salah satu kawah di Kamojang |
PLTPB Kamojang |
Dan inilah penampakan PLTPB Kamojang yang membuat kami berpaling dan berhenti sebentar karena kaget. Kami pikir ada kebakaran saking benderangnya tempat ini. Ternyata memang seindah itulah keadaannya dan semua dalam keadaan aman terkendali.
PLTPB Kamojang |
No comments:
Post a Comment