Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung makna meminta/memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. (https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_Perintah)
Yang termasuk kalimat perintah:
1. Kalimat perintah biasa
Contoh: “Beri aku makan!”
2. Kalimat perintah ajakan
Contoh: “Ayo makan!”
Contoh: “Ayo makan!”
3. Kalimat perintah larangan
Contoh: “Jangan makan melulu!”
4. Kalimat perintah permintaan
Contoh: “Tolong jangan makan melulu!”
5. Kalimat perintah saran
Contoh: “Sebaiknya Mba enggak makan melulu!”
6. Kalimat perintah sopan
Contoh: “Mohon jangan terlalu sering makan!”
7. Kalimat perintah sindiran
Contoh: “Makan melulu!”
8. Kalimat perintah prosedur
Contoh: “Berikut adalah cara makan yang benar!”
9. Kalimat perintah mempersilakan
Contoh: “Kalian boleh makan sekarang!”
10. Kalimat perintah bersyarat
Contoh: “Kalian boleh makan kalau artikelnya sudah selesai dikerjakan!”
11. Kalimat perintah informasi
Contoh: “Mba Ade melarang kalian makan!”
1. Berpola kalimat inversi (predikat diletakkan sebelum subjek).
Contoh: Biarkan mantanmu pergi!
2. Kadang menggunakan kata perintah seperti “jangan, tolong, harap, dilarang,” dll.
Contoh: “Jangan buang mantan sembarangan!”
3. Menggunakan partikel “-lah” atau “-kan”.
Contoh dari kata dasar “buang”: Buanglah mantan pada tempatnya!
4. Diakhiri tanda seru (!)
Contoh: Jangan balik lagi ke mantanmu!
Contoh: “Jangan makan melulu!”
4. Kalimat perintah permintaan
Contoh: “Tolong jangan makan melulu!”
5. Kalimat perintah saran
Contoh: “Sebaiknya Mba enggak makan melulu!”
6. Kalimat perintah sopan
Contoh: “Mohon jangan terlalu sering makan!”
7. Kalimat perintah sindiran
Contoh: “Makan melulu!”
8. Kalimat perintah prosedur
Contoh: “Berikut adalah cara makan yang benar!”
9. Kalimat perintah mempersilakan
Contoh: “Kalian boleh makan sekarang!”
10. Kalimat perintah bersyarat
Contoh: “Kalian boleh makan kalau artikelnya sudah selesai dikerjakan!”
11. Kalimat perintah informasi
Contoh: “Mba Ade melarang kalian makan!”
Ciri-ciri kalimat perintah dalam bahasa tulis antara lain:
1. Berpola kalimat inversi (predikat diletakkan sebelum subjek).
Contoh: Biarkan mantanmu pergi!
2. Kadang menggunakan kata perintah seperti “jangan, tolong, harap, dilarang,” dll.
Contoh: “Jangan buang mantan sembarangan!”
3. Menggunakan partikel “-lah” atau “-kan”.
Contoh dari kata dasar “buang”: Buanglah mantan pada tempatnya!
4. Diakhiri tanda seru (!)
Contoh: Jangan balik lagi ke mantanmu!
Nah, berdasarkan poin nomor 2 di atas, ada rumus turunannya.
1. Gunakan akhiran “-lah” dan “-kan” pada kata perintah yang bentuk kata dasarnya adalah kata benda!
Kenapa? Karena kalau tidak menggunakan akhiran, kalimatnya akan jadi ambigu atau secara semantik maknanya tidak bisa berterima.
Contoh:
- Kata benda “cerita”: Ceritakan pengalaman kalian saat putus cinta!
- Kata benda “gambar”: Gambarkan bagaimana perasaan kalian saat itu!
- Kata benda “isi”: Isilah kehampaan hati kalian dengan memakan makanan enak!
Bayangkan jika kata-kata perintahnya tidak menggunakan akhiran "-lah"!
2. Kata perintah yang dibentuk dari kata dasar berupa kata kerja tidak selalu diwajibkan menggunakan akhiran “-lah” dan “-kan”.
- Kata benda “gambar”: Gambarkan bagaimana perasaan kalian saat itu!
- Kata benda “isi”: Isilah kehampaan hati kalian dengan memakan makanan enak!
Bayangkan jika kata-kata perintahnya tidak menggunakan akhiran "-lah"!
2. Kata perintah yang dibentuk dari kata dasar berupa kata kerja tidak selalu diwajibkan menggunakan akhiran “-lah” dan “-kan”.
Contoh:
- Kata kerja “tulis”: Tulis artikel dengan benar!
- Kata kerja “kirim”: Kirim artikel sebelum tenggat!
3. Kalau sudah ada akhirlan “-lah”, tidak perlu lagi ditambahi akhiran “-kan”.
- Kata kerja “tulis”: Tulis artikel dengan benar!
- Kata kerja “kirim”: Kirim artikel sebelum tenggat!
3. Kalau sudah ada akhirlan “-lah”, tidak perlu lagi ditambahi akhiran “-kan”.
Contoh:
- Kata “terangkan”: Terangkan kepadaku!”
Tidak perlu: Terangkanlah kepadaku!
- Kata “pertimbangkan”: Pertimbangkan keputusanmu!
Tidak perlu: Pertimbangkanlah keputusanmu!
4. Selain akhiran “-lah” dan “-kan”, ada satu lagi akhiran yang biasa dipakai sebagai kata perintah, yaitu akhiran “-i”.Contoh:
- Pupuki hati dengan cinta! (mual ga, sih, bacanya? Hahaha…)
- Perbaiki artikelnya segera!
***
- Kata “terangkan”: Terangkan kepadaku!”
Tidak perlu: Terangkanlah kepadaku!
- Kata “pertimbangkan”: Pertimbangkan keputusanmu!
Tidak perlu: Pertimbangkanlah keputusanmu!
4. Selain akhiran “-lah” dan “-kan”, ada satu lagi akhiran yang biasa dipakai sebagai kata perintah, yaitu akhiran “-i”.Contoh:
- Pupuki hati dengan cinta! (mual ga, sih, bacanya? Hahaha…)
- Perbaiki artikelnya segera!
***
nice info makasih ya kak sudah berbagi
ReplyDeletebagaimana cara mengecek kuota axis