Wednesday, January 1, 2020

Tautologi


Kuliah Jumat Kontenesia: Tautologi

(Inggris: tautology) 

KBBI:Tautologi = pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih yang tidak diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal; kemubaziran; pleonasme

Tautologi termasuk redundansi bahasa.

Bedanya dengan “pleonasme”, pada pleonasme, unsur yang ditambahkan sudah terkandung atau “sudah ada secara implisit” pada kata tersebut. Contoh:
- Turun ke bawah
- Naik ke atas

Sedangkan pada tautologi, kata yang ditambahkan adalah kata lain. Kurang lebih kayak sinonim.

Contoh tautologi dalam bahasa Indonesia:

- Diam membisu
- Hancur lebur
- Sunyi senyap
- Cantik jelita

Contoh tautologi dalam bahasa Inggris:

Dalam kalimat: - I personally don’t like it. > “I” & “personally”
- I heard it with my own ears. > “heard” & “ears”; “I” & “own”
- Repeat that again!
- It’s deja vu all over again.
- It ain’t over ’til it’s over.
- I did it, so I’m finished.
- Do pay attention!

Dalam frasa: - a new innovation
- a sad misfortune


Dalam akronim: - HIV virus > Human Immunodeficiency Virus
- PIN number > Personal Identification Number
- GPS system > Global Positioning System

Dalam idiom: - I am my father’s son.
- Boys will be boys.
- You’ve got to do what you’ve got to do.

Jenis-Jenis Tautology


Ada beberapa jenis tautologi yang umum digunakan dalam penggunaan sehari-hari, dalam prosa, lagu, dll. antara lain:

1. Repetitive words used due to inadequacies in the language (penggunaan kata-kata repetitif dikarenakan kurangnya kosakata dalam bahasa tersebut)
2. Intentional ambiguities (ambiguitas yang disengaja)
3. Derision (ejekan)
4. Poetic device (sebagai perangkat puitis)
5. Psychological significance (signifikansi psikologis)
6. Speech by inept speaker or narrator (pidato yang disampaikan oleh pembicara atau narator yang tidak kompeten)

Fungsi tautologi:

- Untuk menekankan gagasan tertentu
- Untuk menarik pembaca pada bagian tertentu

Penggunaan Tautologi dalam Artikel Konten

Tautologi berguna untuk menekankan sesuatu atau untuk menambahkan nilai puitis pada ucapan atau tulisan.

Tautologi tidak menambahkan informasi baru ke dalam sebuah pernyataan dan beberapa di antaranya lebih baik dibuang dari tulisan karena kita tidak perlu menggunakan kata-kata tambahan untuk menjelaskan maksud.

Tautologi kadang merusak kemulusan penuturan dalam artikel konten karena redundansi kata-kata yang tidak perlu. Kadang kata-kata ini terdengar seperti kesalahan, seolah-olah kita hendak menjelaskan sesuatu, padahal hanya mengulang informasi yang sama. Ini malah akan membingungkan, alih-alih membantu. Jadi untuk artikel konten, baiknya tautologi ini dihindari.

Tuesday, December 17, 2019

Oksimoron

Kuliah Jumat Kontenesia - Oksimoron

Hari ini aku mau bahas soal "oksimoron" (Inggris: oxymoron)
Kalau dalam KBBI:
oksimoron = penempatan dua antonim dalam suatu hubungan sintaksis (dalam koordinasi atau subordinasi).

Contohnya:
Dia telah merasakan pahit manisnya kehidupan.
Mereka selalu bersama dalam suka dan duka.

Kalau dalam bahasa Inggris, contohnya:
"You are pretty ugly."

Tapi kalau ada yang bilang begitu, berfokus saja pada bagian positifnya aja: "You are pretty".

Beberapa contoh oksimoron yang bagus dalam bahasa Inggris:
- Bittersweet
- Act naturally
- Clearly confused
- Deafening silence
- Definitely maybe
- Only choice
- Painfully beautiful
- Passive aggressive
- Sweet sorrow
- Walking dead
- Random order
- Tragic comedy
- Seriously funny

Versi Indonesianya:
- suka duka
- tangis bahagia
- tertawa di atas penderitaan orang lain
- kemudahan dalam kesulitan
- tersenyum dalam kesedihan
- rahasia umum
- bocah tua

Sunday, November 17, 2019

Penggunaan "Namun, Tetapi, Tapi," dan "Akan Tetapi"

Kuliah Jumat Kontenesia: Penggunaan "Namun, Tetapi, Tapi," dan "Akan Tetapi"

Hari ini kita bahas soal penggunaan kata "namun, tetapi, tapi, akan tetapi" ya.

Jadi, "Namun" itu adalah kata sambung antarkalimat. Harus selalu diletakkan di awal kalimat & pakai koma.
Contoh:
~ Dia pintar. Namun, arogan.

Sementara, "tetapi" adalah kata sambung intrakalimat (dalam kalimat yg sama). Harus selalu diletakkan di dalam kalimat yg sama, sebagai anak kalimat.
Contoh:
~ Dia pintar, tetapi arogan.

Nah, kalau "tapi" > ini bentuk tidak baku dari "tetapi".
Buat bahasa resmi atau tulisan-tulisan formal, silakan gunakan "tetapi".

Lanjut ke "Akan tetapi."
Ini adalah kata sambung antarkalimat (seperti "Namun). Harus selalu diletakkan di awal kalimat & pakai koma.
Contoh:
~ Dia ingin menjadi seorang penyanyi. Akan tetapi, orang tuanya menyuruh dia menjadi pegawai negeri.

Friday, November 1, 2019

Deteksi Dini Disleksia pada Anak

Kuliah Jumat Kontenesia: Deteksi Dini Disleksia pada Anak

Beberapa fakta tentang anak disleksia:

- Mereka punya tingkat kecerdasan normal, atau bahkan di atas rata-rata. Jadi sebenarnya mereka bukan “bodoh”, mereka cuma mengalami kesulitan literasi karena sistem di otaknya aja yang berbeda.

- Gejalanya bisa dilihat sejak usia 5-7 tahun.

- Tingkatannya ada yang ringan, medium, sampai berat. Buat penyandang disleksia berat, biasanya ada gangguan2 lain yang mengiringinya.

- Penyebabnya adalah faktor neurobiologis dan faktor genetika dan akan dialami seumur hidup.

Disleksia ini sebaiknya sudah diidentifikasi sebelum usia sekolah (sebelum 7 tahun). Kalau terlambat ditangani dan anak sudah mulai masuk usia sekolah, dia akan mulai merasakan kegagalan akademis dibandingkan teman-teman sebayanya. Kalau ini terus terjadi, anak bisa jadi minder dan self esteem-nya rendah.

Tanda-Tanda Disleksia

1. Anak mengalami gangguan berbahasa.
  • Anak kesulitan mengenali huruf atau mengejanya. Sulit menyebut dan menulis kata-kata yang panjang.
  • Huruf sering tertukar. Misalnya antara “b” dan “d”, antara “p” dan “q”, antara angka “6” dan “9”.
  • Dia kesulitan membedakan unit bunyi terkecil. Misalnya, “taman” jadi “tanam”. “Laba-laba” jadi “bala-bala”.
  • Terus dia mengungkapkan sesuatu dengan istilah yang tidak tepat. Misalnya, seharusnya “panjang”, tetapi dia menggunakan istilah “tinggi”.
  • Kosakata anak sedikit. Dia sulit mengingat kata dan nama.
  • Artikulasinya tidak jelas.
  • Anak sulit memahami kalimat yang dibaca/didengar.
  • Tulisan tangan anak buruk & sulit mempelajari tulisan sambung.
  • Anak membaca dengan lambat dan terputus-putus dan ada kata-kata yang hilang tidak terbaca.
  • Anak menulis huruf atau bilangan secara terbalik dengan lebih konsisten & sulit dikoreksi.
  • Anak kesulitan menggunakan istilah “atas” atau “bawah”, “maju” atau “mundur”.
  • Anak melihat huruf-huruf “berlompatan”, meski matanya normal. Mungkin dia juga mengeluh “pusing” saat membaca.
2. Anak mengalami kesulitan dalam berhitung dan matematika.
  • Saat menghitung, anak sangat tergantung pada alat bantu seperti jari.
  • Anak sulit menyelesaikan soal matematika dalam bentuk kalimat.
  • Anak kesulitan memahami konsep “lebih banyak dari,” “lebih sedikit dari,” “persamaan,” “perbedaan”.
3. Daya ingat jangka pendeknya buruk, anak pelupa lebih dari batas normal.

4. Anak kesulitan memahami konsep waktu. Misalnya, dia menggunakan kata “tadi” padahal maksudnya “kemarin”.

5. Anak kesulitan dalam persepsi spasial. Misalnya, sulit membedakan antara kanan & kiri.

6. Anak kesulitan mepelajari hal-hal yang berurutan, seperti bercerita secara runut, mengurutkan abjad dari a – z.

7. Anak mengalami kesulitan koordinasi gerakan motorik, seperti sering terjatuh, menabrak benda, atau sering tersandung. Tidak jago dalam olahraga yang berkaitan dengan bola.

8. Anak sulit melakukan aktivitas dengan keterampilan motorik halus seperti mewarnai, tracking pola, menggunting, mengancingkan baju, memegang pensil dengan cara aneh, dan sebagainya.

9. Anak merespons secara lambat saat diberi tugas atau instruksi yang cepat dan beruntun.

10. Anak sering kehilangan barang, seperti pensil, botol minum, jepit rambut.

11. Rentang perhatian anak pendek. Fokus perhatian anak mudah teralihkan.

12. Anak sensitif banget sama suara keras.

13. Anak rentan terhadap infeksi telinga, sensitif terhadap makanan dan zat kimia.

14. Ada riwayat disleksia dalam keluarga.

Yang bisa dilakukan oleh orang tua:


1. Mendeteksi anak sedari dini. Kalau kalian menduga anak gejala-gejala di atas, coba cek tautan ini & jawab pertanyaan-pertanyaan terkait anak:
https://www.testdyslexia.com/cgi-bin/assessor.cgi?action=begin
Ini gratis & cukup valid buat deteksi dini.

2. Banyak-banyak belajar membaca:
a. Bacakan buku secara keras-keras.
b. Bisa juga dengerin audio book & minta anak membaca bareng2.
c. Luangkan waktu agar anak bisa membaca sendirian, baik membaca dalam hati maupun keras-keras.
d. Bacakan buku favoritnya secara berulang-ulang.
e. Bergantian membaca buku dengan anak secara keras-keras.

3. Kalau memberi tugas, berikan satu-satu, jangan semuanya sekaligus. Buat daftar ceklis.

4. Batasi penggunaan gawai.

5. Saat belajar, singkirkan semua benda yang berpotensi mengalihkan perhatian anak.

6. Berikan perintah secara oral, bukan dalam bentuk tulisan.

7. Segera periksakan kepada psikolog tumbuh kembang anak agar anak mendapatkan bantuan dari profesional sedini & setepat mungkin.

Salah satu sumber: https://www.motherandbaby.co.id/article/2019/7/39/12554/Deteksi-DIni-Disleksia-pada-Anak-Kenali-9-Tandanya

Thursday, August 8, 2019

Penggunaan Huruf Cetak Miring

Kuliah Jumat Kontenesia: Penggunaan Huruf Cetak Miring

Kata, frasa, atau kalimat yang harus menggunakan huruf miring:

1. Judul buku & judul film
Contoh:
· Kamu sudah membaca buku Pride and Prejudice belum?
· Film Asterix: The Secret of the Magic Potion sudah tayang di bioskop.

2. Nama majalah dan surat kabar
Contoh:
· Kemarin beritanya muncul di majalah Times.

3. Huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang bermaksud ditegaskan, sebagai penanda supaya terlihat berbeda.
Contoh:
· Bukan Adi, tapi Ade.
· Huruf d pada DSLR adalah kependekan dari digital.

4. Kata-kata berbahasa asing atau daerah
Contoh:
· “Menurut aku mah, kamu teh hebat, pinter, ganteng deuih.”
· Selada cos atau romaine lettuce adalah varietas selada populer yang sehat dan relatif mudah ditanam.


5. Kalimat berbahasa asing atau daerah yang dikutip langsung, baik berupa pernyataan seseorang maupun kutipan dari buku.
Contoh:
· “Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti. Setidaknya itu bisa menjadi sedekahmu,” nasihat Mbah Moen.
· “Laughing at our mistakes can lengthen our own life. Laughing at someone else’s can shorten it,” kata Cullen Hightower.

6. Nama Latin dan nama ilmiah
Contoh:
· Pohon bungur (lagerstroemia) memiliki bunga-bunga berwarna putih, merah muda, merah, dan ungu yang semarak.
· Limelight hydrangea atau Hydrangea paniculata limelight adalah jenis hydrangea yang tumbuh lebih pendek dari spesies lainnya.

***

Kata-Kata Bentuk Terikat

Kuliah Jumat Kontenesia: Kata-Kata Bentuk Terikat

Ada beberapa kata bentuk terikat yang penulisannya harus disatukan dengan kata yang mengikutinya, yaitu:

a-
~ kekurangan
Contoh: anemia
~ tidak atau bukan
Contoh: aseksual
~ tanpa:
Contoh: anonim

adi-
~ arti kata: unggul; besar
Contoh: adibusana, adipura, adiluhung, adiguna

aero-
~ arti kata: udara; atmosfer
Contoh: aerodinamika, aerofisika

antar-
~ arti kata: dalam lingkungan atau hubungan yang satu dengan yang lain.
Contoh: antarkota, antarbangsa, antarbudaya, antardaerah, antarnegara, antarmuka

anti-
~ arti kata: melawan, menentang, memusuhi
Contoh: antibiotik, antioksidan, antidepresan, antigravitasi, antiair, antikarat, antibodi, antiklimaks

auto-
~ arti kata: sendiri
Contoh: autokrasi

bi-
~ arti kata: dua; dua kali; rangkap dua; yang menunjuk pada keduanya
Contoh: bilateral, bilingual

bio-
~ arti kata: kehidupan; organisme yang hidup
Contoh: biokimia, biologi

de-
~ arti kata: menghilangkan; mengurangi
Contoh: demoralisasi, dehidrasi

dwi-
~ arti kata: dua
Contoh: dwiwarna

eka-
~ arti kata: satu; tunggal
Contoh: ekabahasa

ekstra-
~ arti kata: di luar
Contoh: ekstrakurikuler

hiper-
~ arti kata: di atas
Contoh: hiperkinesi
~ arti kata: berlebihan; di luar atau terlampau melampaui batas
Contoh: hiperemia, hiperbol, hiperaktif

in-
~ arti kata: tidak
Contoh: inkonvensional, infertil

infra-
~ arti kata: bawah, di bawah
Contoh: infrastruktur, inframerah

inter-
~ arti kata: (di) antara dua; (di) antara; di tengah
Contoh: internasional, interkontinental

kontra-
~ arti kata: berlawanan; bertentangan; kebalikan dari; lawan dari
Contoh: kontraindikasi, kontradiksi, kontraproduktif

ko- (varian: kom-, kon-)
~ arti kata: dengan; bersama-sama; berhubungan dengan
Contoh: kosponsor, koedukasi, kongenital

maha-
~ arti kata: sangat; amat; teramat
Contoh: mahakaya, mahabesar
~ arti kata: besar
Contoh: mahaguru; mahasiswa

makro-
~ arti kata: besar
Contoh: makroekonomi
~ arti kata: panjang
Contoh:

mala-
~ arti kata: buruk; tidak normal
Contoh: malapraktik; malagizi

manca-
~ arti kata: asing; luar
Contoh: mancanegara

mega-
~ arti kata: besar; luas; mempunyai bagian yang berukuran besar
Contoh: megaspora
~ arti kata: juta; kelipatan satu juta (106; 1.000.000)
Contoh: megawatt

meta- (varian: met-)
~ arti kata: kemudian; berubah; perubahan
Contoh: metafisika; metafora; metamorfosa

mikro-
~ arti kata: kecil; kecil sekali
Contoh: mikrofilm, mikrokosmos, mikroorganisme, mikroekonomi
~ arti kata: membuat benda dan sebagainya yang kecil kelihatan besar
Contoh: mikroskop
~ arti kata: seperjuta unit
Contoh: mikrogram, mikrofarad

mini-
~ arti kata: berukuran kecil; berdimensi kecil
Contoh: minibus, minikomputer

mono-
~ arti kata: tunggal; sendiri; satu; satu-satunya
Contoh: monopoli; monoteisme

multi-
~ arti kata: banyak; lebih dari satu; lebih dari dua
Contoh: multilateral, multinasional, multimedia, multibahasa, multikultur
~ arti kata: berlipat ganda
Contoh: multimilioner

nara-
~ arti kata: orang
Contoh: narapidana, narasumber

neo-
~ arti kata: baru atau yang diperbarui
Contoh: neokapitalisme, neokolonialisme, neoklasik, neoliberal

nir-
~ arti kata tidak atau bukan
Contoh: nirguna, nirlaba, nirkabel

non-
~ arti kata: tidak; bukan; tanpa
Contoh: nonaktif, nonfiksi, nonformal, nonstop, nonsens, nonblok

oto-
~ arti kata: sendiri
Contoh: otomotif, otomatis

para-
~ arti kata: berlawanan dengan
Contoh: paradoks
~ arti kata: tidak sama atau tidak menyerupai
~ arti kata: di sebelah; di samping; dekat dengan
Contoh: parakardiak
~ arti kata: di seberang; di atas
Contoh: paranormal

pasca-
~ arti kata: sesudah
Contoh: pascasarjana, pascapanen, pascamodern, pascanikah, pascaproduksi

peri-
~ arti kata: sekitar
Contoh: perikambium, perispora
~ arti kata: dekat
Contoh: perinatal, perihelion

poli-
~ arti kata: banyak
Contoh: poliglot, poligami, poliklinik

pra-
~ arti kata: sebelum; di depan
Contoh: prasejarah, praduga

pramu-
~ arti kata: yang bekerja dalam bidang jasa
Contoh: pramusaji, pramuniaga

pre-
~ arti kata: sebelum; di depan
Contoh: prematur

pro-
~ arti kata: sebelum; di depan (terletak di depan)
Contoh: proaktif, prolog

pseudo-
~ arti kata: semu; palsu; bukan sebenarnya
Contoh: pseudonim

purna-
~ arti kata: penuh; selesa
Contoh: purnawirawan

re-
~ arti kata: sekali lagi; kembali
Contoh: reformasi
~ arti kata: belakang; ke arah belakang
Contoh: regresi

se-
~ arti kata: satu
Contoh: sekamar, sekelas, serumah
~ arti kata: sama
Contoh: sepandai, setinggi, secerdas

semi-
~ arti kata: setengah; sebagian
Contoh: semikomersial
~ arti kata: mempunyai sebagai sifat sesuatu
Contoh: semipermanen, semiprofesional

serba-
~ arti kata: segala-galanya; semuanya, segala hal
Contoh: serbaguna, serbaada, serbaindah

sub-
~ arti kata: bawah; agak; dekat
Contoh: subbagian, subbab

supra-
~ arti kata: di atas atau di luar
 Contoh: suprasegmental

swa-
~ arti kata: sendiri
Contoh: swadaya, swasembada

tele-
~ arti kata: jauh; jarak jauh
Contoh: telewicara, telekomunikasi, telemarketing

trans-
~ arti kata: melintang; melintas; menembus; melalui
Contoh: transmigrasi, trans-Sumatra

tri-
~ arti kata: tiga
Contoh: tritunggal, trimester

tuna-
~ arti kata: luka; rusak
Contoh:
~ arti kata: kurang; tidak memiliki
Contoh: tunakarya, tunawisma

ultra-
~ arti kata: luar biasa berlebih-lebihan; teramat sangat
Contoh: ultramodern, ultrakonservatif, ultraviolet
~ arti kata: lebih daripada
Contoh: ultraliberal, ultrasonik

uni-
~ arti kata: satu
Contoh: unifikasi, unilateral


Masih ada banyak kata-kata lain yang tidak kumasukkan karena cukup asing & jarang digunakan.
Jadi sepertinya, cukup segini dulu.

Wednesday, May 15, 2019

Mengenal Bermacam-macam Saus dalam Bahasa Inggris & Tips Lainnya

Kuliah Kontenesia

Kebetulan di sebuah artikel ada ngomongin tentang saus, jadi keidean buat bahas macam2 saus, sambal & celupan2 lain dalam bahasa Inggris. Yang tahu, silakan sumbang info juga ya...

- sauce = saus. Sauce itu macam2. mulai dari ketchup, chili sauce, saus2 pasta, saus yg dibuat dari mentega (butter), saus ikan, mustard, meat based sauce, dll. yang kental2 lah.
- ketchup/tomato sauce = saus tomat
- chili sauce = saus pedas
- soy sauce = kecap hitam seperti yang kita kenal di Indonesia. JAdi inget, kalo ada orang bule minta "ketchup", jangan pernah dikasih Kecap Bango, apalagi ketchup pipi...
- salsa = biasanya dibikin dari campuran sayur.buah/kacang2an mentah/matang yg dirajang kasar.
- dressing = larutan yang biasanya dipake buat membumbui salad. Bisa berupa campuran minyak zaitun (olive) dan cuka, bisa juga produk susu fermentasi kayak yogurt, dll.
- gravy = kuah daging yg kental
- glaze = cairan glossy (mengilap) kental yang ditaburin di atas makanan. Bisa manis, bisa juga asin
- dip/dipping sauce = celupan/saus celup
- jus = gravy atau saus yang biasanya dibikin dari kuah daging panggang
- fondue = saus keju yg meleleh
- hummus = saus berbasis kacang arab yg ditumbuk halus + bumbu lain
- marinara sauce = saus tomat yang sisajiin sama breadsticks, pizza, dll.
- mustard = saus yg dibikin dari biji mustar
- mayonaise = saus berbahan dasar putih telur, minyak nabati, & cuka
- guacamole = celupan yg bahan dasarnya alpukat + lemon
- tabasco = ini sebenernya merek. Saus cabe super pedas
- wasabi = saus pedas khas Jepang dari tanaman bernama wasabi yg diparut

Penulisan Angka di Awal Kalimat

Temen2, angka itu ga boleh ditaro di awal kalimat. Ini berlaku untuk bahasa Indonesia & Inggris.
Contoh yg salah: "24 hours customer service..........."

Kalau ada angka yang harus ditaro di awal kalimat, angka tersebut harus ditulis dalam bentuk kata:
Contoh yang salah: "100 kamar tersedia di hotel ini......"
Seharusnya: "Seratus kamar..............."

Kalau angkanya terlalu panjang kalo ditulis pake huruf, kayak di contoh pertama: "24 jam customer service......." >> Berarti temen2 harus mengolah kalimat tersebut dan letakkan angkanya di tengah, alih2 di awal.

*Ini berlaku kecuali untuk judul2 artikel di internet, karena buat judul artikel di internet, penambahan angka ini syarat buat bikin si artikel jadi viral.

Membedakan "Garden" atau "Park"?

1. Bandung memiliki banyak taman kota. >> garden atau park?
2. Kebun Raya Bogor >> garden atau park?
3. Taman Impian Jaya Ancol >> garden atau park?
4. Taman di halaman rumah >> garden atau park?
5. Kebun sayuran di belakang rumah >> garden atau park?
6. Taman Nasional Baluran >> garden atau park?
*Lihat jawabannya di paling bawah

Tambahan dari Putri Prihatini:

Karena baru ngerjain job serba kopi, dan dua job yang DL-nya bulan Mei ini juga tentang kopi (masing-masing Judo dan Muaythai), aku jadi banyak main dengan istilah-istilah kopi :-D
Body: menggambarkan sensasi fisik cairan kopi di dalam mulut. Ini digambarkan dengan istilah kayak “thick”, “thin”, “heavy”, “rich.”

Finish: menggambarkan rasa yang “tertinggal” di bagian belakang lidah dan tenggorokan saat kopi sudah diteguk. Biasanya digambarkan dengan kata-kata “bitter,” “fruity,” “chocolaty,” “smoky,” “earthy,” tergantung jenis kopinya.

Crack: menggambarkan keretakan yang mulai muncul pada biji kopi saat dipanggang. Istilah “first crack” biasanya untuk menggambarkan kopi yang dipanggang sebentar (light-roasted coffee). “Second crack” menggambarkan saat kopi sudah memasuki tahap dipanggang sampai gelap (dark-roasted coffee).

Acrid: rasa asam yang sangat kuat, levelnya lebih kuat dari “sour.” Ini untuk kopi yang tingkat keasamannya tinggi banget.

Bouquet: aroma khas biji kopi yang baru dipanggang dan digiling.

Bright: rasa kopi yang cenderung ringan, lembut, enak di mulut, nggak terlalu asam atau pahit.

Demitasse: cangkir kopi yang ukurannya lebih mungil dari cangkir biasa, biasanya untuk espresso.

Biasanya kalau ada perintah menggambarkan rasa kopi tertentu, ada beberapa hal yang harus dijelaskan: flavor, aroma, acidity level, body (lihat atas), finish (lihat atas).
"Finish" kadang-kadang disebut dengan istilah "aftertaste" (rasa yang "ketinggalan" samar-samar biarpun minuman/makanannya udah ditelan).
Oh ya, untuk rasa kopi biasanya pakai kata-kata macam "earthy" (rasanya agak kayak "tanah", rasa yang natural gitu), "fruity," "citrus-like," "caramel-like," "chocolaty," "nutty", "smoky" (kayak ada sensasi mirip asap, seperti kopi yang baru dipanggang sampai gelap).

*Jawaban garden/park:
1. Bandung memiliki banyak taman kota. >> park
2. Kebun Raya Bogor >> garden
3. Taman Impian Jaya Ancol >> park
4. Taman di halaman rumah >> garden
5. Kebun sayuran di belakang rumah >> garden
6. Taman Nasional Baluran >> park

Penjelasan dari Klaus Rachman: 
kalo garden itu walaupun misalnya dia bisa dikunjungi dan jadi tempat wisata, tapi fokus utamanya itu ke pelestarian atau pengembangan tanamannya. kayak kebun sayuran belakang rumah kan, veggie garden istilahnya.

kalo park itu fungsi utamanya lebih ke buat tempat hiburan sih dan bukan ke arah kyk pembudidayaan tanamannya. makanya bisa amusement park (mis. Dufan, Trans Studio).

Tuesday, May 14, 2019

Belajar Membedakan Makna Kata-Kata Berbahasa Inggris

Kuliah Senin Kontenesia: Belajar Membedakan Makna Kata-Kata Berbahasa Inggris


Belajar membedakan makna kata-kata berbahasa Inggris berikut ini, yuk!

Kalau dicek sekilas di kamus, kata-kata ini memiliki arti yang sama, tetapi ternyata makna, konteks, atau pengaplikasiannya berbeda. Yuk, kita bahas satu per satu:

· To study, to learn = belajar

Bedanya: “to study” itu untuk konteks seperti “belajar di sekolah”. Perihal kamu mengerti atau tidak apa yang diajarkan oleh guru, itu soal lain.
Sementara kalau “to learn” itu maknanya “belajar yang disertai dengan pemahaman yang mendalam.” Kamu bisa saja belajarnya dari video di YouTube, misalnya, tapi kamu mendapatkan ilmunya dari hasil belajar tersebut.

· To hear, to listen = mendengar

Bedanya: “to hear” itu mendengar sih mendengar, tapi bisa saja mendengarnya sepintas lalu. Misalnya, “Aku mendengar dia berteriak.” Perihal dia meneriakkan apa, entahlah.
Sementara kalau “to listen” itu mendengarkan sambil menyimak & memahami. Masuk ke otak & kamu cerna.

· To see, to observe, to stare = melihat

Bedanya: “to see: bisa jadi hanya melihat sepintas lalu.
Kalau “to observe” maknanya lebih ke “mengamati/memperhatikan dengan jeli" (seperti mengamati sesuatu memakai mikroskop). 
Sementara, “to stare” itu lebih ke “memelototi/memandang/menatap terus-menerus (sampai ga berkedip, misalnya)”.

· To lend, to borrow = meminjam

Bedanya, “to lend” itu meminjamkan, dalam konteks seperti: “Aku meminjamkan buku kepadanya.”
Sementara “to borrow” adalah “meminjam”, dalam konteks seperti: “Dia meminjam buku dariku.”

· To take, to bring = membawa

Bedanya, “to take” itu membawa sesuatu menjauhi si pembicara. Misalnya, “Take it out!”.
Sementara “bring” itu membawa sesuatu mendekati si pembicara. Misalnya, “Bring it here!”.


Tambahan dari Putri Prihatini:

Price biasanya untuk barang yang dijual, yang kalau sudah dibeli jadi milik pembelinya secara permanen (book price, car price, oil price).

Rate lebih cocok untuk "tarif." Misalnya "hotel rate." Jadi bedanya "hotel price" sama "hotel rate" = kalau nanya hotel rate berarti nanya tarif semalam nginep di sana berapa. Kalau nanya hotel price berarti bakat horang kayah karena mau beli hotel :-D

Fare biasanya untuk transportas publik. Jadi kayak taxi fare, bus fare, etc.

Fee lebih cocok untuk pembayaran atas penyewaan atau jasa profesional, misalnya kalau mau nyewa mobil berarti nanya "rental fee." Uang sekolah istilahnya "school fee" atau "tuition fee."

Thursday, February 7, 2019

Kuliah Jumat Kontenesia: Kalimat Perintah & Kata Perintah



Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung makna meminta/memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. (https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_Perintah)

Yang termasuk kalimat perintah:


1. Kalimat perintah biasa
Contoh: “Beri aku makan!”

2. Kalimat perintah ajakan
Contoh: “Ayo makan!”

3. Kalimat perintah larangan
Contoh: “Jangan makan melulu!”

4. Kalimat perintah permintaan
Contoh: “Tolong jangan makan melulu!”

5. Kalimat perintah saran
Contoh: “Sebaiknya Mba enggak makan melulu!”

6. Kalimat perintah sopan
Contoh: “Mohon jangan terlalu sering makan!”

7. Kalimat perintah sindiran
Contoh: “Makan melulu!”

8. Kalimat perintah prosedur
Contoh: “Berikut adalah cara makan yang benar!”

9. Kalimat perintah mempersilakan
Contoh: “Kalian boleh makan sekarang!”

10. Kalimat perintah bersyarat
Contoh: “Kalian boleh makan kalau artikelnya sudah selesai dikerjakan!”

11. Kalimat perintah informasi
Contoh: “Mba Ade melarang kalian makan!”

Ciri-ciri kalimat perintah dalam bahasa tulis antara lain:


1. Berpola kalimat inversi (predikat diletakkan sebelum subjek).
Contoh: Biarkan mantanmu pergi!

2. Kadang menggunakan kata perintah seperti “jangan, tolong, harap, dilarang,” dll.
Contoh: “Jangan buang mantan sembarangan!”

3. Menggunakan partikel “-lah” atau “-kan”.
Contoh dari kata dasar “buang”: Buanglah mantan pada tempatnya!

4. Diakhiri tanda seru (!)
Contoh: Jangan balik lagi ke mantanmu!

Nah, berdasarkan poin nomor 2 di atas, ada rumus turunannya. 


1. Gunakan akhiran “-lah” dan “-kan” pada kata perintah yang bentuk kata dasarnya adalah kata benda!

Kenapa? Karena kalau tidak menggunakan akhiran, kalimatnya akan jadi ambigu atau secara semantik maknanya tidak bisa berterima.
Contoh:
- Kata benda “cerita”: Ceritakan pengalaman kalian saat putus cinta!
- Kata benda “gambar”: Gambarkan bagaimana perasaan kalian saat itu!
- Kata benda “isi”: Isilah kehampaan hati kalian dengan memakan makanan enak!
Bayangkan jika kata-kata perintahnya tidak menggunakan akhiran "-lah"!

2. Kata perintah yang dibentuk dari kata dasar berupa kata kerja tidak selalu diwajibkan menggunakan akhiran “-lah” dan “-kan”.
Contoh:
- Kata kerja “tulis”: Tulis artikel dengan benar!
- Kata kerja “kirim”: Kirim artikel sebelum tenggat!

3. Kalau sudah ada akhirlan “-lah”, tidak perlu lagi ditambahi akhiran “-kan”.
Contoh:
- Kata “terangkan”: Terangkan kepadaku!”
Tidak perlu: Terangkanlah kepadaku!

- Kata “pertimbangkan”: Pertimbangkan keputusanmu!
Tidak perlu: Pertimbangkanlah keputusanmu!

4. Selain akhiran “-lah” dan “-kan”, ada satu lagi akhiran yang biasa dipakai sebagai kata perintah, yaitu akhiran “-i”.Contoh:
- Pupuki hati dengan cinta! (mual ga, sih, bacanya? Hahaha…)
- Perbaiki artikelnya segera!

***

Tuesday, February 5, 2019

Kuliah Jumat Kontenesia: Kalimat Efektif

Kuliah Jumat Kontenesia: Kalimat Efektif 
Pemateri: Sri Noor Verawaty

Syarat kalimat efektif adalah:


1. Strukturnya sistematis
2. Tidak ada pemborosan kata
3. Tidak ambigu
4. Menggunakan tanda baca yang benar

Kalimat dikatakan efektif jika ada:


1. Kesepadanan struktur
2. Keparalelan dan konsistensi
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan dan variasi pemilihan kata
6. Kelogisan kalimat

1. Kesepadanan


Kesepadanan = kemaksimalan struktur bahasa untuk mendukung ide yang dikandung.
Jadi:
- Setiap kalimat mayor harus mengandung subjek & predikat (kata kerja).
- Tidak mengandung subjek ganda.
- Ide pokok harus ada dalam induk kalimat.
- Tidak meletakkan kata depan (preposisi) sebelum subjek.

2. Keparalelan


Keparalelan = penggunaan bentuk kata yang sama dalam bentuk susunan yang paralel dan konsisten.
Contoh: Mba Ade MENANAM bunga, kemudian MENCABUTI rumput.
Bukan: Mba Ade MENANAM bunga, kemudian rumputnya dia CABUTI.

3. Ketegasan


- Letakkan bagian terpenting di tempat utama.
- Gunakan pengulangan untuk menegaskan bagian penting tersebut.
- Gunakan pengulangan kata kunci.

4. Kehematan


Kalimat yang efektif itu harus hemat kata/frasa, baik secara gramatik maupun makna. Jangan ada redundansi (kelebihan makna: bila sebuah kata dihilangkan, makna kalimatnya ga akan berubah).
Caranya:

- Tidak boleh ada kata yang sama di dalam sebuah kalimat. Contoh: Penulis sedang menulis artikel.
Efektifkan menjadi: Penulis sedang membuat artikel.

- Jangan mengulangi subjek kalimat. Contoh kalimat yang ga efektif: "KAMU boleh memakan mangganya kalau KAMU mau."
Hilangkan satu subjek, jadi: “Kamu boleh memakan mangganya kalau mau.”

- Jangan menggunakan kata penunjuk jamak “para, beberapa, sejumlah, banyak, dll.” pada kata yang sudah jelas-jelas jamak. Contoh: “BANYAK PENULIS-PENULIS yang akan ikut gathering Kontenesia.”
Efektifkan menjadi: “Banyak penulis yang akan ikut gathering Kontenesia.”

- Buang kata-kata seperti "hari, tanggal, bulan, tahun, negara, kota, dll." Contoh yang ga efektif: Kontenesia didirikan pada TANGGAL 20, BULAN Mei, TAHUN 2016 di KOTA Bandung."
Ini namanya redundansi. Buang aja, karena sudah jelas: Kontenesia didirikan pada 20 Mei 2016 di Bandung."

- Buang superordinat Contoh yang ga efektif: Matanya BERWARNA biru bening.
Efektifkan menjadi: Matanya biru bening.

- Buang kata hubung yang berlebihan Contoh yang ga efektif: MESKIPUN Kristal cantik, TETAPI dia tetap rendah hati.
Efektifkan menjadi: Meskipun Kristal cantik, dia tetap rendah hati.

- Buang kata-kata yang memiliki makna sama (sangat – sekali; hanya – cuma – saja) Contoh ga efektif: Kristal SANGAT cantik SEKALI.
Efektifkan menjadi: Kristal cantik sekali.


5. Kecermatan


- Perhatikan pemilihan kata. Gunakan kata-kata yang memiliki nilai rasa yang tepat. Contoh:
a. Dia menatapku.
b. Dia mengerling kepadaku.
c. Dia memelototiku.
d. Dia mendelik ke arahku.
e. Dia memandangku.

- Variasikan kata-kata dengan sinonimnya Contoh: "Hotel XYZ terletak tepat di depan pantai. Hotel XYZ ini memiliki fasilitas yang lengkap.”
Efektifkan menjadi: "HOTEL XYZ terletak tepat di depan pantai. PENGINAPAN YANG SATU INI memiliki fasilitas yang lengkap.”

- Variasikan kalimat pembuka Contoh: “Bercak hitam adalah penyakit jamur yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada sisi atas daun. Bercak hitam cenderung muncul saat suhu sedang hangat dan lembap.
Efektifkan menjadi: :Bercak hitam adalah penyakit jamur yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada sisi atas daun. Penyakit ini cenderung muncul saat suhu sedang hangat dan lembap.”

- Jangan ada makna yang ambigu (makna ganda). Contoh: Anak Mba Ade yang cantik itu sudah berusia 7 tahun.
Yang cantik itu Mba Ade atau anaknya?

6. Kelogisan


Kelogisan: makna yang terkandung harus logis dan tidak ambigu.
Cek pembahasan tentang Koherensi pada tautan ini: https://sundaymorningstory.blogspot.com/2019/01/kohesi-dankoherensi-dalam-bahasa-tulis.html

Ciri-Ciri Kalimat Tidak Efektif


1. Struktur kalimat tidak jelas. Kalimat tidak mengandung subjek dan predikat yang benar.
2. Bertele-tele dan boros kata
3. Kalimat tidak berhasil menyampaikan informasi
4. Kalimat tidak logis
5. Tanda baca tidak jelas.

***

Monday, February 4, 2019

Kuliah Jumat Kontenesia: Belajar Menerjemahkan



Menurut Newmark ada beberapa jenis penerjemahan, yaitu:

1. Penerjemahan kata demi kata. Jadi setiap kata diterjemahkan secara berurutan tanpa memperhatikan konteks maupun gramatika bahasa tujuan.

2. Penerjemahan harfiah. Ini juga sama seperti yang pertama, yaitu terjemahan kata per kata yang tidak mempertimbangkan konteks, tetapi sudah menyesuaikan gramatika bahasa tujuannya.

3. Penerjemahan setia. Ini adalah terjemahan yang struktur kalimatnya masih mengikuti struktur gramatika bahasa sumber (Bsu).

4. Penerjemahan semantik. Ini adalah penerjemahan yang berusaha lebih menyesuaikan makna dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa).

5. Penerjemahan adaptasi. Ini adalah bentuk penerjemahan bebas. Jadi unsur-unsur budaya dalam BSu sudah dilokalkan ke dalam budaya dalam BSa.

6. Penerjemahan bebas. Ini adalah penerjemahan yang lebih mengutamakan isi kontennya.

7. Penerjemahan idiomatik. Ini terjadi kalau ungkapan idiomatik dari BSu diterjemahkan menjadi ungkapan biasa karena tidak ada padanannya.

8. Penerjemahan komunikatif. Ini adalah penerjemahan yang mengutamakan makna kontekstualnya.

Sebelum mengambil pekerjaannya, ada beberapa hal yang harus kalian lakukan, yaitu:

Baca sekilas untuk menentukan apakah kalian mampu menerjemahkan bahan tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat membaca sekilas:


1. Tema besarnya 
Misalnya “Fotografi”. Apakah kalian familiar dengan tema ini?
o Kalau jawabannya “sangat familiar”: ambil, tapi tetap cek bahannya.

o Kalau jawabannya “agak familiar”: periksa apakah bahannya sangat teknis dan spesifik? Kalau ya dan kalian ga yakin, lebih baik jangan diambil. Kalau tidak dan bahasannya masih sangat umum, ambil.
o Kalau jawabannya “sama sekali tidak familiar”: lebih baik jangan ambil pekerjaannya daripada hasilnya “buzuk” dan bikin nama kamu rusak.


2. Tingkat kesulitan bahasa
Apakah bahasanya berbelit-belit, strukturnya bertingkat-tingkat, kosakatanya terlalu teknis atau asing?
o Kalau jawabannya ya: ukur kemampuan kalian. Mampukah kalian mengolahnya?
o Kalau jawabannya tidak: lanjut!

Kalau sudah siap, hal berikutnya adalah menyiapkan alat perang:


Siapkan alat perang:
- Internet untuk online
- Kamus Inggris > Indonesia, misalnya. Kamus padanan bahasa ini wajib dibuka saat menerjemahkan. Penerjemah yang jago ga berarti “penerjemah yang sudah bisa menerjemahkan tanpa kamus”, lo.
Minimal buka https://translate.google.com atau http://www.kateglo.com/.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk mencari tahu penulisan yang benarnya dalam bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
- Kamus Inggris – Inggris untuk mencari tahu penjelasan kata atau arti idiom, dll. http://www.thefreedictionary.com/
- Kamus sinonim kata untuk mencari tahu persamaan kata agar terjemahan kita tidak terasa monoton. http://www.sinonimkata.com/
- Kamus istilah tertentu sesuai tema yang akan diterjemahkan.
- Mesin pencari Google untuk mencari segala hal yang kalian butuhkan.


Sekarang kita bahas dulu teknik penerjemahannya, ya:


Ada banyak cara teknik yang bisa kita pakai buat menerjemahkan. Kita bahas satu per satu.

A. Teknik Penerjemahan Langsung

Teknik ini digunakan jika elemen struktural dan konseptual bahasa sumber (BSu) bisa ditransposisikan ke dalam bahasa sasaran (BSa). Teknik ini terdiri dari:

1. Peminjaman 
Yaitu peminjaman kata dari BSu yang dilokalkan langsung ke dalam BSa.
Contoh:
- Budget > bujet
- Furniture > furnitur
- Extreme > ekstrem
- Cyan > sian

2. Kalke 
Yaitu penerjemahan literal, apa adanya, kata per kata.
Contoh:
- Googling > googling
- Blogger > blogger
- Assistant manager > asisten manajer
- Internet > internet

3. Penerjemahan harfiah 
Yaitu menerjemahkan kata per kata tanpa mempertimbangkan konteks.
Contoh:
- A good beginning makes a good ending > Awal yang baik akan berakhir baik.
- A journey of a thousand miles begins with a single step > Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.

B. Teknik Penerjemahan “Oblique”


Teknik terjemahan “oblique” ini digunakan ketika elemen struktural dan konseptual bahasa sumber tidak bisa diterjemahkan langsung ke dalam tanpa mengubah makna atau elemen gramatika dan gaya bahasa bahasa sasaran.
Teknik ini antara lain:

1. Transposisi 
Yaitu mengubah kategori gramatikal, seperti mengubah kata menjadi frasa atau bisa juga mengubah kelas kata.
Contoh:
- Brainstorming (kata benda – kata kerja) > curah pendapat (kata kerja – kata benda)
- Nursery (kata) > kebun pembibitan (frasa)
- young plant (frasa) > anakan (kata)
- Maintenance (kata benda) of the resistant varieties is easier > Memelihara (kata kerja) varietas yang resistan akan lebih mudah.

2. Modulasi 
Yaitu mengubah sudut pandang frasa secara leksikal maupun struktural untuk menyampaikan ide yang sama.
Contoh:
- She’s not only smart, but also beautiful (bentuk negatif) > Dia pintar juga cantik (bentuk positif)
- I couldn’t agree more (bentuk negatif) > Saya setuju (bentuk positif).

3. Reformulasi atau ekuivalen 
Yaitu penerjemahan yang mengubah bentuk menjadi sesuatu yang sangat berbeda, tetapi tetap mengandung makna yang sama. Misalnya saat menerjemahkan idiom atau slogan.
Contoh:
- Don’t get left in the dark! > Jangan sampai ketinggalan! (slogan)
- A barking dog never bites > Air beriak tanda tak dalam (idiom)

4. Teknik adaptasi budaya 
Karena menerjemahkan itu bukan hanya mengalihbahasakan, tetapi juga mentransfer makna dan budaya, jadi harus ada adaptasi dari budaya sumber ke budaya sasaran. Teknik adaptasi ini digunakan jika sesuatu di dalam bahasa sumber diekspresikan dalam cara yang sama sekali berbeda yang sudah lazim digunakan dalam budaya bahasa sasaran.
Contoh:
- from top to toe > dari kepala sampai kaki
- when in rome do as the romans do > lain ladang lain belalang
- over the counter drugs > obat bebas
- life threatening danger > bahaya yang mengancam jiwa

5. Kompensasi 
Yaitu mengganti sebuah istilah dari bahasa sumber ke dalam istilah yang lebih lazim digunakan di dalam konteks bahasa sasaran.
Contoh:
- A PINCH of salt > sejumput garam (bukan “secubit garam”)
- She buys DOZENS of flowers. > Dia membeli puluhan kuntum bunga. (bukan “lusinan bunga”)
- They’ve been living here over A DECADE. > Mereka sudah tinggal di sini lebih dari sepuluh tahun. (bukan “satu dekade” walaupun ini masih berterima).

C. Teknik Penerjemahan Lainnya


1. Amplifikasi (penambahan) 
Yaitu memparafrasakan informasi menjadi lebih eksplisit di dalam bahasa sasaran untuk lebih memperjelas artinya.
Contoh:
- succulent > sukulen, yaitu tumbuhan berdaging tebal
- a perennial plant > tumbuhan parenial, yaitu tumbuhan yang menghijau sepanjang tahun

2. Amplifikasi linguistik 
Yaitu menambahkan unsur-unsur linguistik ke dalam BSa.
Contoh:
- No! > Tidak bisa begitu!
- Go away! > Enyah kau sekarang juga!

3. Kompresi linguistik 
Yaitu mengurangi (mempersingkat) unsur-unsur linguistik dalam bahasa sasaran.
Contoh:
- Watch out! > Awas!
- Are you sure about that? > Beneran?/Ciyus? (versi alay)
Kalau dalam bahasa Jerman itu seperti:
- Escuse me? > Bitte?
- You are welcome! > Bitte!”

4. Reduksi 
Yaitu penghilangan secara parsial.
Contoh:
- Holy month in Islam > Ramadan
- Horseback riding > berkuda
-  Prayer mat > sajadah
- Rice field > sawah
Atau sebaliknya, dari Indonesia ke Inggris:
- Musim dingin > winter
- Musim panas > summer

5. Deskripsi 
Digunakan untuk menggantikan “istilah yang asing” dengan “deskripsinya”.
Contoh:
- alizarin crimson > warna merah yang bias sedikit ke arah ungu
- rose madder genuine > pigmen warna merah yang lembut dan pekat
- humidifier > mesin pelembap udara

6. Kreasi diskursif 
Yaitu penggunaan padanan yang jauh dari konteks aslinya, biasanya digunakan dalam penerjemahan karya sastra.
Contoh:
- He’s a kungfu master > Dia adalah dewa kungfu.

7. Padanan lazim 
Yaitu penggunaan istilah yang sudah lazim dalam bahasa sasaran.
Contoh:
- Dear Mrs. XYZ > Yang terhormat Ibu XYZ
- Best regards > salam

8. Generalisasi 
Yaitu penggunaan istilah yang lebih umum pada bahasa sasaran karena tidak ada padanannya.
Contoh:
- Mansion > rumah besar
- Quilt > selimut

9. Partikularisasi 
Yaitu penggunaan istilah yang lebih konkret atau spesifik.
Contoh:
- Vehicle > mobil

10. Subsitusi 
Yaitu mengubah unsur linguistik seperti dari bahasa lisan menjadi bahasa isyarat.
Contoh:
- Gelengan kepala = “tidak/bukan”


Nah, setelah mengetahui teknik-tekniknya, yuk kita mulai bekerja:


Terjemahkan! 
- Baca kalimat dalam bahasa asli dengan hati-hati sebelum menerjemahkan. Jangan sampai salah membaca sebuah kata karena artinya bisa berbeda. Misalnya: ternyata kata yang benar adalah “stimulate” dan bukan “simulate”.

- Perhatikan konteks. Misalnya "mask”, apakah konteksnya cocok dengan terjemahan “masker” atau justru “topeng”?


- Untuk mengetahui konteks, baca kembali kalimat sebelumnya atau kalimat sesudahnya.

- Lokalkan istilah-istilah yang bisa dilokalkan. Misalnya: gadjet > gawai; browser > peramban.

- Kalau kalian kesulitan mengartikan sebuah kalimat yang panjang dan kompleks, sederhanakan dahulu kalimat tersebut konstruksi dasarnya: subjek, verba, objek, keterangan.

- Variasikan kata-kata dengan sinonimnya agar tidak terasa monoton. Misalnya: “menatap, memandang, melihat”.

- Googling istilah-istilah yang asing dan cari tahu maknanya. Wikipedia adalah salah satu sumber yang bisa diandalkan.

- Berkonsultasilah dengan pakar di bidangnya untuk istilah-istilah tertentu.

- Cari arti idiom dan temukan padanan yang tepat dalam bahasa tujuannya. Jangan menerjemahkan idiom secara harfiah.

- Tandai bagian yang masih kalian ragukan atau belum kalian temukan padanannya untuk dicek lagi nanti.

- Konversilah ukuran panjang, massa, volume, temperatur, luas, & mata uang dari bahasa sumber ke ukuran yang lazim digunakan di bahasa sasaran. Misalnya: “10 miles” > “16 meter”.

- Cek tautan ini: http://sundaymorningstory.blogspot.com/2014/01/jangan-menerjemahkan-secara-harfiah.html


Kalian belum selesai. Ada satu langkah terakhir sebelum menyerahkan hasil terjemahan:


Editlah untuk memeriksa tingkat keterbacaan!- Periksa dan bandingkan teks terjemahan dengan teks asli. Apakah ada bagian yang terlewat?
- Ubah kalimat-kalimat yang masih terasa janggal. Lokalkan!
- Berikan nilai rasa yang lebih tepat pada terjemahan kalian.
  Contoh: "kecil" > "mungil".
- Potong kalimat yang terlalu panjang.
- Buang kata-kata redundan. Hindari pemborosan.
- Periksa ejaan bahasa Indonesia yang benar di KBBI.
- Bersihkan saltik (salah ketik/typo).
- Betulkan tanda baca, huruf kapital, cetak miring, dan cetak tebal.
- Rapikan format pengetikan.

***


Praktik Nerjemahin, yuk!


Kita mulai praktik, ya. Aku mengambil sebuah artikel dari wikiHow: "How to Control Black Spot on Roses".
Kita akan ambil contoh kalimat dari sana & mencoba menerjemahkannya berdasarkan teori yang udah kita bahas sebelumnya.

Yuk, kita mulai dengan kalimat pertama:

Controlling black spot on roses is crucial to any rose grower.
Baca kalimat pertama. Ada istilah apa sih yang penting di situ?
> “black spot”.
Cari tahu apa padanan terjemahan yang udah biasa dipakai buat frasa ini. Nama-nama penyakit biasanya udah ada & kita ga boleh nentuin sendiri.

Kalau temen-temen googling, atau minimal membuka Kateglo, ternyata “black spot” ini terjemahannya adalah “bercak hitam”, bukan “titik hitam” atau “bintik hitam” atau noda hitam. Jadi, kita pakai istilah yang sudah lazim digunakan dalam dunia pertaniannya, ya.
http://www.kateglo.com/?mod=glossary&op=1&phrase=black+spot&dc=&lang=&src=&srch=Cari
**
Kalimat pertama ini meletakkan keterangan di depan (mengontrol bercak hitam pada bunga mawar) di awal & subjeknya jauh di belakang (rose grower).
Boleh saja terjemahannya disesuaikan sama struktur kalimat asal:

“Mengontrol bercak hitam pada mawar adalah penting bagi semua penanam mawar.”
Tapi berasa kaku ga sih?
Coba dilokalkan. Boleh mengubah urutan struktur, boleh menambahkan kata-kata buat melengkapinya.
>> Contoh: 
- Mengontrol bercak hitam adalah langkah yang penting diketahui oleh semua penanam mawar.
- Sebagai pemilik bunga mawar, Anda harus mengetahui cara mengendalikan penyakit bercak hitam.
**

Lanjut...

Black spot is a fungal disease characterized by black spots on the upper side of leaves.
Di sini frasa “black spot” disebut dua kali. Bisa saja terjemahannya jadi: “Bercak hitam adalah penyakit jamur yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak hitam pada sisi atas daun.”
Tapi kita sudah belajar soal “kalimat efektif” http://sundaymorningstory.blogspot.com/2019/02/kalimat-efektif.html
Poin: Kalimat yang efektif itu harus hemat kata/frasa. Jangan ada redundansi. > Caranya: Tidak boleh ada kata yang sama di dalam sebuah kalimat.

Jadi, kita bisa ganti frasa “black spot” yang kedua dengan kata-kata lain, karena frasa kedua ini ga menunjukkan nama penyakit, tetapi deskripsinya. Jadi, boleh diganti. Kalau nama penyakitnya sih ga boleh diganti-ganti, ya. Harus pake terjemahan yang sama dari awal sampai akhir.

Nah, ada ide diganti dengan kata apa terjemahannya?

>> Contoh:
- Bercak hitam adalah penyakit jamur yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada sisi atas daun.- Bisa juga menggunakan kata "titik-titik hitam".

**

Sekarang kita cari contoh yang mengharuskan terjemahannya buat memenggal kalimat. Boleh enggak sih 1 kalimat asli dijadiin 2 kalimat terjemahan? Boleh, kalau memang kalimatnya kepanjangan, misalnya. Demi membuat hasil terjemahan lebih mudah dibaca dan dipahami.

Tending to occur in warm, wet weather, usually during wet summers, the leaves of infected roses turn yellow and fall off.
Kalau kita patuh pada struktur aslinya, terjemahannya akan jadi seperti ini: 

“Cenderung terjadi saat suhu sedang hangat dan lembap, biasanya pada musim panas yang basah, daun mawar yang terinfeksi akan berubah kekuningan dan jatuh."

Kalimatnya bertingkat-tingkat, ya. Nah, kita punya pilihan lain untuk supaya kalimat ini lebih mudah dipahami:

Penyakit ini cenderung muncul saat suhu sedang hangat dan lembap, biasanya pada musim panas yang basah. Daun mawar yang terinfeksi akan berubah kekuningan dan jatuh.
**

Kita lihat sebentar frasa “fall off”. Di atas aku menggunakan kata “jatuh”. Tapi sebenarnya kita punya pilihan yang lebih cantik dalam bahasa Indonesia buat frasa “daun jatuh” ini. Ini termasuk teori: nomor 5 di atas, yaitu “Kompensasi” > mengganti sebuah istilah dari bahasa sumber ke dalam istilah yang lebih lazim digunakan di dalam konteks bahasa sasaran.
Ada yang tahu?

>> Contoh:
Daun gugur, rontok.
Lebih elok, kan terjemahannya?

**

Nah, kita sampai ke pola kalimat yang sering banget muncul dalam bahasa Inggris & banyak yang terjemahannya jadi terasa aneh:

This weakens the plant by making it more susceptible to other diseases or opening it up to injury for the next winter.
Temen-temen tahu apa yang aku maksud? Kata “This”. Kata ganti “this” ini sering muncul dalam kalimat baru dan kita harus melihat ke kalimat sebelumnya untuk mengetahui, mengacu ke apa sih kata ini? 

Iya, mengacu ke frasa “bercak hitam”. Jadi kita pakai frasa tersebut buat terjemahannya. 
Jangan menerjemahkan “This weakens the plant” menjadi “Ini akan memperlemah tanaman”. 
Tapi, terjemahin jadi: 

“Bercak hitam akan memperlemah tanaman dengan membuatnya semakin rentan terjangkit penyakit lain.”
**

Lanjut ke anak kalimatnya:

“… or opening it up to injury for the next winter.”
Ini kalimat yang kalau diterjemahin secara harfiah, hasilnya akan jadi: “atau membukanya terhadap luka pada musim dingin.”

Tapi, masuk akal enggak sih? Kalau enggak, cari arti lain dari frasa “open up” yang maknanya sesuai untuk kalimat ini.
Ada ide?
Coba cek di https://www.thefreedictionary.com/open+up
>> Contoh:
Kita bisa pakai kata "terekspos", misalnya.

**

Lanjut ke kalimat berikutnya.

The organism responsible for black spot spreads quickly and can move from plant to plant if proper care is not taken.
Ada yang mau mencoba menerjemahkannya? Silakan langsung dicoba, ya. Perhalus dan lokalkan istilah-istilahnya, cari kata pengganti yang lebih tepat dan masuk logika di dalam bahasa Indonesia, tanpa mengubah makna yang ingin disampaikan dalam bahasa asalnya.

>> Contoh:
“Organisme penyebab bercak hitam bisa menyebar dengan cepat dan berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain jika tidak segera dibasmi.”
**

Selanjutnya:

Specific lists of disease-resistant roses are online, and nurseries likely have their own list. All roses vary by region, so do a local check for varieties that grow best in your area.
Ayo cobain, ya.

>> Contoh: 
Anda bisa mencari tahu daftar khusus mawar yang resistan terhadap penyakit di internet, dan kebun pembibitan juga biasanya memiliki daftar sendiri. Jenis bunga mawar bervariasi tergantung daerah, jadi cari tahulah varietas lokal yang paling cocok ditanam di tempat Anda.
**

Ini ada contoh kalimat yang bagus buat diterjemahin:
Decreasing the Opportunities for Black Spot
>> Contoh terjemahannya jadi:
- Mengurangi Risiko Bercak Hitam
- Mengurangi Peluang Munculnya Bercak Hitam

***

Kalau mau latihan yang lebih lengkap, ini tautan artikel yang kita bahas di atas: https://www.wikihow.com/Control-Black-Spot-on-Roses dan ini hasil terjemahanku dalam bahasa Indonesia untuk bahan perbandingan: https://id.wikihow.com/Mengendalikan-Penyakit-Bercak-Hitam-pada-Bunga-Mawar.

Semoga bermanfaat.